Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/01/2021, 12:27 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Agar tubuh dapat berfungsi optimal kita memerlukan berbagai zat gizi dan juga mineral, salah satunya natrium atau lebih dikenal sebagai garam.

Fungsi natrium pada tubuh antara lain menjaga keseimbangan asam-basa cairan tubuh, menjaga keseimbangan cairan, menjaga tekanan darah normal bersama dengan kalium, hingga membantu penyerapan glukosa di usus.

Asupan garam yang direkomendasikan setiap hari tak lebih dari 5 gram per orang atau sekitar satu sendok teh. Sayangnya, kebanyakan orang mengonsumsi garam rata-rata 9–12 gram per hari atau 2 kali lipat asupan maksimal yang direkomendasikan.

Kelebihan asupan garam berdampak negatif bagi kesehatan, mulai dari memicu hipertensi, hingga penyakit jantung.

Membaca label kemasan makanan dan minuman yang dikonsumsi merupakan cara termudah memastikan asupan garam tidak berlebihan.

Baca juga: Asupan Garam Berlebih Memengaruhi Kesehatan Jantung

Selain itu, kita juga perlu memperhatikan beberapa tanda tubuh kelebihan asupan garam berikut ini:

Ilustrasi orang minum air mineral. Dok.Shutterstcok Ilustrasi orang minum air mineral.

- Haus terus-menerus
Makanan dengan kandungan natrium tinggi, seperti saus atau keripik, akan membuat kita gampang haus. Hal ini terjadi karena natrium mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh. Karenanya tubuh butuh air lebih banyak untuk mengembalikan keseimbangan garam dalam sel.

- Pembengkakan
Setelah mengasup makan malam tinggi garam, keesokan paginya kita bisa merasa kembung. Kebanyakan garam juga memicu penumpukan cairan pada jaringan tubuh, misalnya di jari atau pergelangan kaki. Kondisi ini disebut edema, pembengkakan karena kelebihan cairan di jaringan tubuh.

Baca juga: Waspadai, Pemicu Risiko Hipertensi Selain Garam

- Tekanan darah meningkat
Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan tekanan darah karena menahan lebih banyak cairan dalam tubuh, sehingga jantung memompa lebih keras.

- Kemampuan berpikir menurun
Penelitian tahun 2018 di Univeristas Colorado, AS menemukan, pria yang kelebihan asupan natrium menunjukkan penurunan kemampuan berpikir. Karenanya, pola makan tinggi garam disebut meningkatkan risiko demensia.

- Sering merasa makanan kurang asin
Karena terbiasa mengonsumsi banyak garam, kita jadi mudah merasa masakan kurang terasa asin. Dari waktu ke waktu, palet indra perasa kita lantas beradaptasi dengan standar yang kita bentuk, yaitu dengan kandungan garam yang tinggi.

Jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut, mulailah membatasi asupan garam. Perhatikan kandungan dalam makanan kemasan yang dikonsumsi dengan membaca labelnya.

Baca juga: Pasien Hipertensi Belum Disiplin Konsumsi Obat

Menurut Prof.Hardinsyah dari Departemen Gizi Masyarakat IPB, penggunaan bumbu masakan yang tinggi natrium juga perlu diwaspadai. Misalnya saja garam meja, shoyu, kecap, saus tomat, atau pun margarin.

“Kita juga dapat mencari alternatif kombinasi bumbu yang menurunkan natrium tapi masakan tetap lezat, misalnya penggunaan MSG karena memberi rasa umami,” katanya dalam acara webinar yang diadakan Pergizi Pangan Indonesia beberapa waktu lalu.

Beberapa penelitian di luar negeri seperti di Jepang, menunjukkan bahwa penggunaan MSG bisa menjadi strategi diet rendah garam.

“Sebab, kandungan natrium dalam MSG hanya sepertiga dari kandungan natrium pada garam dapur biasa,” lanjutnya.

Jumlah subtitusi MSG yang digunakan tergantung pada jenis pangan dan pengolahannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com