KOMPAS.com - Memang benar bahwa faktor genetik turut menentukan tinggi atau pendeknya seorang anak. Meski demikian, bukan berarti orangtua yang bertubuh pendek tak bisa mencoba cara agar anak tumbuh tinggi.
Selain 80% faktor genetik, 20% pertumbuhan tubuh anak ditentukan hal lainnya seperti nutrisi dan stimulus fisik.
Tinggi badan anak dianggap penting untuk menjadi tolok ukur perkembangannya. Anak yang tumbuh tinggi kerap dianggap lebih sehat.
Padahal yang jauh lebih penting dari semua stereotip itu adalah bagaimana kecukupan nutrisi anak berpengaruh pada tinggi badan mereka. Semakin baik nutrisi yang diterima anak, akan berdampak positif bagi semua aktivitasnya.
Baca juga: Seberapa Besar Faktor Keturunan Memengaruhi Tinggi Badan Anak?
Salah satu aspek krusial agar anak tumbuh tinggi adalah asupan nutrisi. Anak akan mengalami pertumbuhan tinggi badan cukup signifikan saat berusia antara 6 hingga 8 tahun. Setelah itu, sekitar 25% pertumbuhan badan dilanjutkan saat fase pubertas.
Ada 2 hormon yang turut andil dalam hal ini yaitu Human Growth Hormone (HGH) dan Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1). Kedua hormon tersebut menentukan panjang tulang dan menjaga massa tulang seseorang.
Beberapa asupan nutrisi penting agar anak tumbuh tinggi seperti:
1. Telur
Sebagai sumber protein, zat besi, riboflavin, dan biotin, telur sangat penting untuk perkembangan tinggi badan anak. Utamanya adalah putih telur yang mengandung konsentrasi protein tinggi.
Kita bisa memberikan telur yang dijadikan omelet atau telur rebus sebagai menu sarapan. Meski demikian, perhatikan pula apakah ada reaksi alergi dari anak saat makan telur.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.