Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/01/2021, 19:22 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Menshealth

KOMPAS.com - Mohammad Mugharbil adalah pelatih bersertifikat NASM yang sudah memiliki tubuh sangat atletis sejak masa SMA.

Mugharbil mengaku mulai latihan mengangkat beban sejak usia 16 tahun.

Dia bahkan mengambil jurusan ilmu latihan fisik. Selama beberapa tahun pertama masa kuliah, hal favorit yang dilakukannya adalah berolahraga.

Namun, suatu hari ketika pulang ke rumah dan sibuk mencari pekerjaan, rutinitas olahraga yang kerap dilakukannya pun mengendur.

Baca juga: Ternyata, Diet Golongan Darah Tak Pengaruhi Penurunan Berat Badan

"Selama berbulan-bulan, saya sepenuhnya mengonsumsi junk food dan tidak banyak berolahraga," ungkap dia.

Setelah itu, Mugharbil memutuskan untuk kembali ke bentuk tubuh terbaiknya dengan berolahraga.

Sayangnya, di tengah usahanya dia mengalami cedera. Otot dada sebelah kanannya sobek saat melakukan latihan bench press.

"Akhirnya, saya menjalani operasi yang diikuti dengan 10 minggu pemakaian sling dan delapan minggu pemulihan," kata dia.

"Butuh waktu sekitar dua tahun sebelum saya kembali pada kekuatan penuh," sambung dia.

Dalam masa pemulihan, Mugharbil menghabiskan sebagian besar waktunya di sofa, tenggelam kembali ke dalam pola makan yang mengerikan, dan tidak berolahraga.

Berat badannya kala itu membengkak hingga mencapai hampir 115 kilogram.

Baca juga: 11 Jenis Makanan yang Bisa Percepat Penurunan Berat Badan

Beruntung, cedera nyatanya tidak menghalangi mimpinya untuk terus berolahraga dan membangun kembali otot-ototnya.

Dia mulai latihan angkat besi ringan, meskipun dengan badannya yang saat itu terbilang gemuk usai pulih dari cedera.

"Saya membuat kemajuan. Saya banyak mengonsumsi protein," ujar dia.

"Saya membangun massa otot, dan juga tidak menghilangkan semua lemak di dalam tubuh," kata dia lagi.

Dari situ, dia kembali menjadi pelatih bersertifikat, dan pekerjaannya membuat dia benar-benar membantu memperbaiki pola hidupnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Mohammad Mugharbil (@mohammad.mugharbil)

Sekitar 21 bulan setelah cedera, Mugharbil memutuskan untuk diet dengan menghitung defisit 500 kalori, dan berpegang teguh pola pada itu.

Baca juga: Ketahui 6 Cara Makan Sayuran agar Penurunan Berat Badan Lebih Efektif

"Selama dua setengah tahun terakhir saya telah kehilangan berat badan lebih dari 22 kilogram, bahkan ketika saya menghadapi beberapa rintangan unik dengan cedera saya," ujar dia.

Dia merasa bersyukur diberi kesempatan lain dengan tubuh yang normal dan masih berfungsi baik.

Apalagi, tidak semua orang begitu beruntung memiliki cedera yang dapat diperbaiki dan akses ke fasilitas kesehatan.

"Saya merasa sangat diberkati sehingga saya selalu menghargai kehidupan ini setiap hari," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com