"Ini berdampak negatif pada hubungan dan kesejahteraan," kata psikolog klinis Jacqueline Nesi.
Berhenti menggunakan media sosial mendorong seseorang untuk terlibat interaksi langsung dengan orang lain. Manfaatnya dapat tercipta hubungan yang lebih erat.
Baca juga: Kenali Bentuk Baru KDRT Lewat Gadget dan Media Sosial
Profesor psikologi di Kent State University, Jacob Barkley, Ph.D mengatakan, berhenti dari media sosial dapat membantu beberapa orang mengurangi kecemasan dan stres.
Sebab tidak ada tuntutan untuk menanggapi komentar baru atau membalas pesan masuk. Dengan begitu, seseorang bisa menjadi lebih rileks.
Berhenti dari media sosial dapat membantu mencegah fear of missing out (FOMO) atau kekhawatiran berlebih karena takut ketinggalan tren.
Menurut Andrew Lepp, Ph.D, ketika seseorang terhubung ke jaringan yang sangat besar melalui media sosial, maka orang tersebut dapat merasakan tidak berada di lingkungan yang tepat.
Baca juga: 13 Hal yang Terjadi Saat Puasa Media Sosial
Akibatnya, dia bisa berpikir ada tempat lain yang lebih menarik. Hal ini memicu orang tersebut untuk ikut terlibat karena khawatir akan tertinggal.
Jika seseorang berhenti mendedikasikan waktu untuk bermain media sosial, maka dia bisa menggunakan waktunya untuk hal lain.
Misalnya berjalan-jalan atau berolahraga. Kegiatan semacam ini malah bisa menurunkan kecemasan, berbanding terbalik dengan penggunaan media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.