Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Kesehatan yang Masih Dialami Penyintas Covid-19 Wuhan Setelah Sembuh

Kompas.com - 13/01/2021, 06:03 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber WebMD

Seperti yang dijelaskan dalam temuan para peneliti dari China tersebut, Gut juga menemukan para pasien di pusat pemulihan New York megnalami keluhan seperti kelelahan atau kabut otak yang tumpang tindih dengan gejala yang disebutkan dalam studi.

Sebagian besar pasien Gut melihat gejala mereka pulih seiring berjalannya waktu, tapi beberapa pasien mengalami gejala menetap hingga hampir setahun setelah infeksi.

"Banyak pasien kami melaporkan gejala onset baru sejak COVID, atau gejala yang memburuk secara signifikan," tambahnya.

Di luar masalah fisik, sejumlah pasien juga mengalami kerugian psikologis pasca-pemulihan yang secara langsung berdampak pada bagaimana mereka melanjutkan hidup.

Untuk itu, para tenaga kesehatan juga diingatkan untuk bersiap menghadapi gelombang panjang perawatan pasien Covid-19 akibat long Covid ini.

"Penting untuk memiliki sumber daya yang tepat dalam membantu pemulihan di bulan-bulan menyakitkan yang panjang, setelah pasien mengalami infeksi akut," kata Dokter unit gawat darurat dari Lenox Hill Hospital di New York City, Dr. Robert Glatter.

Baca juga: 6 Gejala Awal Covid-19 yang Harus Diwaspadai

Harapan pada vaksin
Studi Wuhan juga mencoba melacak kekebalan jangka panjang para penyintas terhadap COVID-19.

Ditemukan bahwa tingkat antibodi penawar terhadap virus corona baru turun lebih dari setengah (52,5 persen) setelah enam bulan pada 94 pasien yang respons kekebalannya diuji pada puncak infeksi.

Temuan tersebut memunculkan kekhawatiran sebagian kalangan tentang kemungkinan tertular kembali meski seseorang sudah pernah tertular virus corona.

"Saat ini durasi kekebalannya belum jelas," ungkap Glatter.

Namun, Glatter kemudian merujuk pada studi lain yang dirilis di jurnal Science.

Studi tersebut menunjukkan bahwa kekebalan alami terhadap Covid-19 dapat bertahan hingga delapan bulan, membuat potensi infeksi ulang lebih kecil.

"Ini adalah respons kompleks yang melibatkan antibodi, sel B memori dan berbagai jenis sel-T," ungkapnya.

Namun, karena kekebalan jangka panjang masih menjadi tanda tanya di antara para pakar, vaksinasi masih penting, bahkan untuk orang-orang yang sudah pernah terinfeksi Covid-19.

"Vaksin ini aman dan efektif. Mewakili cara paling efektif untuk mencapai herd immunity," ungkap Glatter.

Adapun herd immunity atau kekebalan kelompok dapat tercapai ketika setidaknya 70 persen orang dalam satu populasi telah memperoleh kekebalan terhadap virus, yang secara efektif dapat menghentikan penyebaran lebih lanjut.

Baca juga: Perlukah Divaksin jika Pernah Positif Covid-19? Ketahui 2 Hal Berikut

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com