Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Langkah Sederhana Membuat Kompos Sendiri di Rumah

Kompas.com - 13/01/2021, 15:54 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanaman bisa tumbuh subur bila dipelihara dengan baik, misalnya dengan cukup air, sinar matahari, dan media yang tepat. Selain itu, kita juga bisa menyuburkan tanaman dengan memberinya pupuk.

Salah satu pupuk yang bisa kita buat sendiri di rumah adalah kompos. Pemberian kompos pada tanaman akan membuatnya menjadi lebih subur dan ternutrisi.

Kompos dibuat dengan menguraikan limbah dapur atau kebun dan kemudian memasukkannya ke dalam tanah untuk meningkatkan kandungan organiknya.

Kompos biasanya dicampurkan dengan media tanam tanah, atau bisa juga diletakkan sebagai mulsa di sekitar pohon dan semak untuk menyuburkan tanaman hias.

Baca juga: Yuk Buat Pupuk Kompos Sendiri di Rumah

Saat ini, kompos bisa kamu buat sendiri di rumah dengan peralatan sederhana. Cukup gunakan sisa bahan bangunan sepertipalet kayu, balok semen, atau plastik.

Kamu juga bisa menyulap tempat sampah atau ember dengan penutup sebagai wadah untuk membuat kompos.

Namun, perlu digaris bawahi, apa pun yang digunakan sebagai tempat membuat kompos, pastikan membuat lubang udara untuk memungkinkan oksigen masuk dan mempercepat penguraian.

Berikut langkah-langkah sederhana membuat kompos yang bisa kamu coba di rumah:

1. Gunakan kembali palet kayu

Ilustrasi membuat komposshutterstock Ilustrasi membuat kompos
Palet kayu yang biasa digunakan sebagai pengaman saat mengirimkan barang bisa kamu gunakan untuk wadah atau komposter.

Caranya, pasang palet hingga berbentuk kubus tanpa tutup bagian atas atau bawah, lalu tempatkan di sudut taman.

Buatlah setidaknya dua wadah, satu untuk limbah baru, yang lain untuk mengaduk kompos yang sudah membusuk dan siap digunakan.

2. Bisa juga menggunakan plastik

Gunakan pot-pot plastik besar atau kantong sampah untuk membuat wadah. Buat sekitar dua puluh lubang di kantong sampah yang kamu pakai dengan gunting, isi dengan bahan yang akan menjadi kompos, dan ikat di bagian atas.

Biarkan kantong sampah ada di bawah sinar matahari agar semua bahan terkena panas yang akan mempercepat pembusukan. Balikkan kantong sesekali, agar semua bahan tercampur.

Jika sudah siap, gunakan kompos dengan mengambilnya langsung dari kantong, tanpa memidahkan ke wadah yang lain.

Baca juga: Jangan Dibuang, Ampas Kopi Bisa Jadi Pupuk Tanaman

3. Potong bahan kompos

Ilustrasi cangkang telur diubah jadi kompos organik. SHUTTERSTOCK/KAREN SANDERS STUDIO Ilustrasi cangkang telur diubah jadi kompos organik.
Potong-potong atau sobek-sobek bahan yang akan digunakan untuk membuat kompos. Dengan demikian, bahan-bahan organik itu akan membusuk lebih cepat.

Bahan-bahan itu bisa berupa tangkai brokoli, tongkol jagung, kulit jeruk, hingga bahan sisa dapur lainnya.

Kamu juga bisa menggunakan penggiling daging model lama. Giling ranting, batang dengan pemotong kayu, atau menggunakan pisau besar.

Jika hal itu terasa sulit dilakukan, bakar kayu, lalu ambil abunya, untuk dicampurkan dengan bahan kompos lainnya.

4. Hindari semua produk hewani kecuali kulit telur

Kita bisa memakai semua bahan sisa dapur sebagai bahan untuk membuat kompos. Namun, sebaiknya kamu tidak memasukkan bagian-bagian dari hewan kecuali kulit telur.

Kamu juga bisa mencoba dengan mencampurkan air rebusan sayuran, acar, air dari rangkaian bunga potong, dan sisa kopi, teh, atau kaldu ke dalam tumpukan kompos alih-alih ke saluran pembuangan.

Simpan sisa-sisa dapur sebelum ditumpuk ke dalam tumpukan kompos di freezer. Dalam banyak kasus (dengan selada dan tomat, misalnya), pembekuan bahkan akan membantu mempercepat proses dekomposisi.

5. Campur berbagai bahan untuk mempercepat proses dekomposisi

Campur berbagai lapisan berbeda untuk mempercepat pembentukan kompas. Kita dapat mencampur bahan karbon tinggi seperti daun, jerami, atau serpihan kayu dengan bahan kaya nitrogen seperti potongan rumput, pupuk kandang, dan sisa dapur lain.

Atur agar materi baru berada di bagian tengah tumpukan untuk mempercepat penguraian dan menghindarkan kompos dari hinggapan lalat yang akan memicu timbulnya belatung.

6. Tambahkan air

Jika kompos tidak memanas atau terlalu kering, semprotkan air. Hal ini dilakukan untuk membuat kompos menjadi lembap dengan tekstur yang mirip dengan spons yang sudah diperas.

Masukkan beberapa lapisan tipis bahan penyerap seperti serbuk gergaji, gambut, atau jerami. Sebelum memasukkan bahan penyerap ini, potong-potonglah menjadi bagian lebih kecil terlebih dahulu.

Untuk mencegah tumpukan menjadi terlalu basah saat tersiram hujan, letakkan selapis jerami, rumput kering, atau selembar karpet yang sudah tak terpakai di atas tumpukan.

Baca juga: Seberapa Efektif MSG sebagai Pupuk Tanaman

7. Aduk bahan kompos secara teratur

Ilustrasi membuat pupuk organik atau kompos dari limbahShutterstock/Marina Lohrbach Ilustrasi membuat pupuk organik atau kompos dari limbah
Pengadukan akan memberikan oksigen untuk organisme yang bisa mempercepat dekomposisi.

Kamu bisa mengaduk kompos menggunakan sekop atau garpu kebun. Usahakan aduk secara merata agar semua bagian kompos terurai dengan baik.

8. Kompos seharusnya berbau segar

Tumpukan yang berbau tidak sedap adalah petunjuk bahwa kompos tidak mendapatkan cukup udara atau mengandung bahan-bahan yang tidak tepat.

Untuk mengatasi masalah ini, gabungkan bahan kering kaya karbon seperti daun-daun kering dan serbuk gergaji, kemudian aduk semua bahan menjadi satu.

Adapun bahan yang bisa dijadikan kompos adalah:

  • Potongan buah dan sayuran
  • Cangkang telur
  • Bubuk kopi dan filter
  • Kulit kacang
  • Kantong teh
  • Daun, rumput, tanaman pekarangan, dan tanaman hias bebas pestisida
  • Kertas, sobekan koran, dan handuk kertas & gulungan toilet
  • Kain (kapas atau wol)
  • Abu perapian
  • Rambut dan bulu binatang
  • Serbuk gergaji, serpihan kayu, jerami, dan merang
  • Sisa makanan yang berasal dari tumbuhan (nasi, sayur, buah)
  • Kotoran hewan pemakan tanaman (kelinci, sapi, kambing)

Sedangkan bahan yang tidak boleh dimasukkan ke dalam campuran adalah:

  • Produk susu seperti keju, susu, dll
  • Lemak hewan dan minyak
  • Sisa daging atau ikan (atau tulang)
  • Tanaman yang dirawat dengan pestisida
  • Abu arang dari barbekyu
  • Kotoran hewan pemakan daging (anjing , kucing)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com