Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2021, 08:43 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memiliki rambut yang mudah rontok pastinya menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa tidak percaya diri bagi siapa pun.

Kondisi rambut rontok pun disebabkan oleh berbagai macam faktor, selain karena ketidakcocokan sampo atau perawatan rambut yang dipakai.

Baru-baru ini, pendiri dan direktur medis di Bauman Medical di Boca Raton, Florida, Dr Alan J. Bauman membagikan penyebab masalah rambut rontok.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini terdapat 10 penyebab rambut rontok yang sudah dirinci melalui laman Ape to Gentleman.

Baca juga: Rambut Rontok Bikin Mood Isyana Sarasvati Jadi Jelek

1. Faktor genetik

Salah satu penyebab kerontokan rambut yang tidak bisa dihindari berasal dari faktor keturunan atau genetik.

Biasanya, kerontokan rambut yang disebabkan oleh faktor genetik akan menimbulkan kebotakan khas pada pria dan wanita yang disebut dengan androgenetic alopecia (AGA).

Ada sekitar 200 penanda genetik yang berdampak pada pertumbuhan rambut. Ayah dan ibu pastinya akan menurunkan gen-gen ini.

Jika kita penerima gen tertentu yang bertanggung jawab atas AGA, maka folikel rambut akan lebih sensitif terhadap hormon alami tubuh.

Gen ini secara progresif meminimalkan folikel dan seiring berjalannya waktu rambut terus menipis sampai kebotakan pun terjadi.

Baca juga: Jangan Tidur dengan Rambut Basah, Ini Akibatnya

2. Kondisi autoimun

Sejumlah penyakit autoimun seperti alopecia areata, alopecia universalis, lupus, penyakit hashimoto, penyakit graves, penyakit crohn, rheumatoid arthritis, dan psoriasis dapat menyebabkan kerontokan rambut parsial.

Ilustrasi rambut rontokzneb076 Ilustrasi rambut rontok

Pada pasien dengan alopecia areata, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang folikel rambut, sehingga menyebabkan rambut rontok.

Kadang-kadang, kondisi tersebut dapat meninggalkan bercak botak dengan berbagai ukuran di kulit kepala.

Alopecia areata juga dapat mengakibatkan kebotakan total dan hilangnya alis, bulu mata, rambut tubuh, serta rambut kemaluan.

Penting untuk dicatat, bahwa dalam beberapa kasus rambut rontok penyebabnya bukan timbul dari kondisi autoimun saja, melainkan obat yang digunakan untuk mengobati penyakitnya.

Langkah yang perlu dilakukan berkonsultasi dengan dokter atau ahli imunologi terlebih dulu.

Pada praktik Dr Bauman, bulu mata, alis, dan bahkan transplantasi rambut kemaluan ditawarkan bersama transplantasi rambut tradisional.

Baca juga: Sering Gunakan Topi Bikin Rambut Rontok dan Botak?

3. Pengaruh obat-obatan

Sejumlah obat maupun suplemen mencantumkan rambut rontok sebagai efek samping.

Beberapa di antaranya yakni obat penurun kolesterol, obat tekanan darah, antasida, pil psoriasis, hingga obat jerawat seperti isotretinoin, antijamur dan steroid.

Di samping itu, yang sudah banyak diketahui, bahwa obat atau perawatan untuk penyakit kanker juga dapat menyebabkan rambut rontok di seluruh tubuh.

Sementara untuk pil KB sebenarnya justru dapat membuat rambut tubuh lebih lebat dan mengilap. Namun, jika kita menghentikan pemakaiannya untuk sementara waktu akan menimbulkan efek sebaliknya.

Oleh karena itu, kita harus memeriksakan kemungkinan efek samping dari obat-obatan tersebut.

Konsultasikan dengan dokter untuk melihat apakah ada sesuatu yang dapat dilakukan tanpa mengorbankan rencana perawatan atau pengobatan kita.

Baca juga: Pil KB Generasi Baru Makin Banyak Manfaat

4. Kekurangan nutrisi

Pada diet-diet populer ada beberapa elemen makanan yang dibatasi, sehingga kita jadi kekurangan nutrisi yang sebenarnya diperlukan tubuh.

Ketika tubuh kehabisan nutrisi tertentu, folikel rambut dapat dipaksa menjadi semacam fase hibernasi. Akibatnya, tidak ada rambut baru yang tumbuh.

Diet  yang seimbang akan memberi kita antioksidan, zat besi, seng, vitamin B, protein, dan biotin yang dibutuhkan dalan mempromosikan rambut yang sehat.

5. Olahraga intensitas tinggi

Ketika melakukan latihan beban dengan intensitas yang terlalu tinggi, maka tubuh akan menghasilkan hormon testosteron lebih banyak.

Nah, testosteron yang berlebih itu mengkonversi ke dihydrotestosterone (DHT), yang dapat menyebabkan folikel berhenti memproduksi rambut.

Hal-hal yang kita inginkan dari berolahraga seperti massa otot, meningkatnya libido, energi, dan fungsi otak bisa menjadi kebotakan jika dilakukan dengan intensitas yang tinggi.

Baca juga: Olahraga Intensitas Tinggi Berlebih Berisiko bagi Jantung

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

6. Merokok

Merokok dapat mempercepat penuaan dalam tubuh dan membatasi aliran darah ke kulit, serta folikel. Itu berarti oksigen vital dan nutrisi tidak bisa sampai ke tempat yang mereka butuhkan.

Penelitian telah menunjukkan, bahwa semakin banyak seseorang merokok, semakin buruk kebotakannya. Jadi, yang bisa kita lakukan adalah berhenti merokok.

7. Kurang tidur

Para ilmuwan percaya, ketika ritme sirkadian tubuh terganggu, siklus folikel rambut juga dapat terganggu. Hasilnya, rambut mudah sekali rontok.

Yang bisa kita lakukan adalah menemui spesialis tidur untuk diagnosis apnoea tidur, insomnia, atau gangguan lainnya dan mendapatkan perawatan.

Cobalah untuk mengubah kebiasaan gaya hidup yang negatif seperti bermain game berjam-jam atau menggunakan ponsel sebelum tidur.

Baca juga: Hindari 6 Kebiasaan Buruk Ini Agar Tidur Lebih Nyenyak

8. Mengalami stres

Stres juga bertanggung jawab atas peningkatan kadar kortisol, yang dapat mematikan folikel rambut seseorang dan memperburuk rambut rontok genetik.

Ingat, stres tidak hanya merujuk pada masalah sosial atau pekerjaan saja. Ada juga stres fisiologis seperti diet jangka panjang, berolahraga terlalu keras di gym, dan kebiasaan kurang tidur yang buruk.

Berurusan dengan stres lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Tetapi langkah-langkah proaktif dapat diambil, termasuk berkonsultasi dengan dokter atau psikiater, bermeditasi, berjalan-jalan di alam, dan membaca buku yang bagus.

9. Kulit kepala meradang

Jika kulit kepala meradang pasti akan menimbulkan flakiness, kemerahan, gatal, dan rambut rontok.

Para ilmuwan menemukan bukti yang menghubungkan peradangan kulit kepala dengan pertumbuhan rambut yang buruk, rambut rontok, dan berbagai masalah kesehatan kulit kepala.

Perawatan dapat mencakup obat dalam bentuk sampo hingga antibiotik, perawatan steroid, maupun non-steroid topikal, dan obat suntik.

Baca juga: 5 Gaya Rambut yang Diprediksi Bakal Tren di 2021

10. Efek Covid-19

Faktor terakhir yang menyebabkan rambut mudah rontok adalah efek dari Covid-19.

Dr Bauman melaporkan, semakin banyak pasien Covid-19 yang datang dengan kondisi rambut rontok.

Hal ini disebabkan karena seseorang yang menderita demam untuk jangka waktu yang lama dapat mengalami gangguan pada folikel rambut.

Rambut akan rontok sekitar dua hingga enam minggu setelah demam dimulai dan mencapai yang terburuk sekitar enam hingga delapan minggu. Setelah itu, berlanjut selama delapan minggu lagi.

Kendati demikian, pasien Covid-19 hanya akan mengalami rambut rontok saja, tidak sampai pada kebotakan karena rambut akan tumbuh kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com