Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Berpikir Positif untuk Pengembangan Diri

Kompas.com - 14/01/2021, 08:47 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber asiaone

KOMPAS.com - Terkadang, apa yang kita pikirkan bisa menjadi kenyataan. Hal ini bahkan diyakini dalam berbagai budaya dan kepercayaan. Maka tak heran bila setiap orang disarankan untuk berpikir positif.

Menurut psikolog klinis Dr Annabelle Chow, keyakinan terhadap sesuatu memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.

Keyakinan yang bersumber dari pikiran positif bisa berdampak pada hal yang baik. Sebaliknya, pikiran negatif dapat menghasilkan sesuatu yang kurang baik.

"Pemikiran yang optimis tentang diri sendiri dan dunia sekitar membantu kita memiliki perasaan lebih bahagia, penuh harapan, dan menghargai," kata Dr Chow seperti dikutip Asia One.

Memang memikirkan sesuatu saja tidak cukup untuk mewujudkan suatu harapan atau keinginan.

Tetapi saat melihat sesuatu dengan positif, ada kemungkinan yang lebih tinggi jika hasilnya juga positif.

“Ini adalah konsep dalam psikologi," kata Dr Chow.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan tentang adopsi pola pikir positif. Misalnya saat berkenalan dengan orang baru.

Beberapa orang mungkin menaruh prasangka buruk atau bersikap kurang ramah terhadap orang yang baru dikenalnya.

Hal itu bisa membuat orang baru tersebut enggan menjalin komunikasi yang lebih baik. Akibatnya pemikiran negatif tersebut berujung pada sikap negatif juga dari kedua pihak.

Sebaliknya, jika pada awalnya menganggap orang baru tersebut adalah orang baik, maka lebih mudah untuk membuka komunikasi.

Tidak menutup kemungkinan ada peluang-peluang yang malah datang ketika tercipta hubungan dengan orang baru.

Pada gilirannya, hal itu akan membantu membangun hubungan yang tahan lama dan memperkuat pikiran positif.

Baca juga: Hidup Sehat dengan Berpikir Positif

Mempengaruhi kondisi fisik

Selain itu, berpikir positif dapat berdampak ke kondisi fisik. Orang yang pikirannya dipenuhi hal-hal atau emosi negatif biasanya mengalami gangguan tidur seperti insomnia.

Menurut Sha-En Yeo dari University of Pennsylvania, emosi negatif memicu hormon stres yakni kortisol yang berdampak buruk pada organ tubuh.

Tak hanya itu, emosi negatif seperti kemarahan, ketakutan, kecemasan, juga bisa membuat tubuh terasa lelah.

Baca juga: Mengendalikan Emosi untuk Memelihara Kesehatan Jantung

Cara berpikir positif

Ilustrasi bernafasshutterstock Ilustrasi bernafas
Memang bukan sesuatu yang mudah untuk berpikir positif. Namun hal itu perlu dilatih.

Dr Chow mengatakan, ada tiga teknik yang bisa dilakukan untuk berpikir positif yakni memberi perhatian penuh, bertanya kepada diri sendiri, dan bersyukur.

Perhatian penuh merupakan praktik yang membawa pikiran sadar untuk hadir sepenuhnya pada saat tertentu. Atau dikenal juga dengan istilah mindfulness.

"Perhatian penuh membuat kita belajar merangkul pikiran dan perasaan negatif atau tidak nyaman tanpa memberikan penilaian maupun reaksi,” kata Dr Chow.

Ini adalah langkah positif dalam psikologi yang manfaatnya telah diteliti secara ekstensif dan berkaitan dengan hasil positif.

Selanjutnya kita bisa bertanya pada diri sendiri. Dalam teknik ini ada restrukturisasi kognitif berdasarkan terapi kognitif.

Tujuannya untuk menantang, memodifikasi, mengadaptasi, atau mengidentifikasi pikiran atau persepsi yang tidak sehat dan negatif.

Ada beberapa metode untuk melakukan teknik ini salah satunya adalah Socratic Questioning.

“Teknik ini meminta kita untuk memeriksa pikiran negatif, mempertanyakan bukti yang mendukung atau menentang pemikiran tersebut," kata Dr Chow.

"Selain itu, perlu juga mempertimbangkan perspektif alternatif dan menentukan apakah itu hanya pikiran berlebihan atau fakta," tambahnya.

Dr Chow menunjukkan, setelah langkah ini dilakukan kepada diri sendiri, mungkin timbul kesadaran jika semuanya hanya sebatas pikiran negatif dan bukan fakta.

Lalu teknik ketiga adalah mempraktikkan rasa syukur. Bersyukur membuat setiap orang mengakui ada hal-hal dalam hidup yang positif.

"Ini bisa jadi hal yang sulit apabila pikiran sering kali lebih dipenuhi hal negatif. Akibatnya kita percaya bahwa hidup jauh lebih buruk daripada yang sebenarnya," kata Dr Chow.

Baca juga: Bersyukur, Bikin Bahagia Sekaligus Menyehatkan Fisik

Pengembangan diri

Berpikif positif juga bisa berdampak pada pengembangan diri. Saat memiliki pikiran positif, seseorang cenderung ingin dirinya lebih baik lagi.

Menurut psikolog dari Amerika, Carol Dweck, berpikir positif mendorong seseorang memiliki mindset untuk berkembang.

Hal senada diungkapkan oleh Cherlyn Chong, spesialis pemulihan dan trauma.

“Orang-orang dengan mindset berkembang percaya dirinya dapat belajar, beradaptasi, dan melakukan hal yang lebih baik di masa depan,” katanya.

Cherlyn menambahkan, orang yang tidak memiliki mindset berkembang dan malah berpikir negatif dapat menarik diri dari suatu hubungan apapun itu.

Akibatnya, timbul penolakan dan kepercayaan jika dirinya tidak dapat memperbaiki kekurangan pribadi.

Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang tidak memiliki mindset berkembang membutuhkan waktu lebih lama untuk beralih dari pengalaman negatif.

“Mereka menolak dirinya secara pribadi, melihat hal negatif dan kekurangan sebagai aspek diri yang tidak dapat diubah, dan selalu merasa dirinya tidak cukup baik," kata Cherlyn.

Baca juga: Kekuatan Berpikir Positif di Tengah Wabah Virus Corona

Kendati demikian, walau pikiran positif itu penting, tapi tidak bisa dilakukan setiap saat. Terutama setelah terjadi sesuatu yang buruk.

“Berpikir positif harus dilakukan dengan cara yang seimbang, bukan malah menjadi toxic positivity," kata Dr Chow.

Toxic positivity terjadi ketika seseorang cenderung mengabaikan, menolak, maupun menghindari peristiwa atau emosi negatif seperti kesedihan, ketakutan, dan kecemasan.

"Secara aktif memaksa pikiran dan perasaan untuk menjadi positif juga merupakan tanda toxic positivity,” tegas Dr Chow.

Pola pikir positif yang sehat melibatkan perhatian pada hal-hal yang dapat disyukuri dalam lingkup perhatian.

Di sisi lain juga belajar melepaskan hal-hal yang secara emosional tidak berada dalam pengaruh lingkup tertentu.

Baca juga: 11 Cara Berpikir Positif yang Sebaiknya Mulai Kita Lakukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber asiaone
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com