Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/01/2021, 09:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

3. Susu non-dairy

Susu sapi tetap menjadi sumber protein, vitamin D, dan kalsium teratas.

Namun, sebagian besar alternatif susu diperkaya untuk mencapai beberapa atau semua vitamin dan mineral.

Sebuah penelitian tahun 2018 dari McGill University yang diterbitkan dalam Journal of Food Science and Technology membandingkan empat susu alternatif berbasis tanaman populer (almond, kedelai, beras dan santan) dengan susu sapi.

Hasilnya, keempat susu tersebut tidak mendekati profil nutrisi susu sapi, meskipun susu kedelai adalah yang paling bergizi dari keempatnya.

Jika kita tidak bisa atau tidak mengonsumsi susu sapi, periksa label untuk memastikan susu nabati menyediakan nutrisi yang kita butuhkan.

Atau, lakukan upaya ekstra untuk mendapatkan nutrisi dari makanan lain.

4. Saus salad ringan

Saus salad botolan biasanya sudah bisa ditambahkan dengan garam dan gula yang tinggi.

Tetapi versi ringan yang rendah lemak cenderung memiliki lebih banyak natrium dan gula untuk membuatnya tetap lezat.

Baca juga: Bagaimana Menyimpan Saus dan Kecap yang Tepat?

Nah, natrium dan gula merupakan zat yang menjadi kontributor besar untuk tekanan darah tinggi, kenaikan berat badan, dan penyakit jantung.

Maka, pertimbangkan untuk mengonsumsi lemak baik dalam saus salad yang mengubah semua vitamin yang larut dalam lemak pada sayuran seperti selada, wortel, dan tomat.

Kita juga dapat menghindari pembelian saus salad di toko dengan membuatnya sendiri dari minyak zaitun, cuka atau jus lemon, dan bumbu lainnya.

5. Makanan dengan daging deli (irisan)

Sandwich isi irisan daging mungkin terdengar seperti makanan yang sehat, tetapi beberapa daging deli mengandung natrium nitrat dan nitrit sebagai pengawet.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan hubungan antara diet tinggi daging olahan (setara dengan empat irisan daging asap atau ham sehari) dan kanker kolorektal.

"Selama kita membuat variasi untuk sumber protein tanpa lemak dan tidak memakannya setiap hari, kita harusnya baik-baik saja."

Begitu penuturan Angel Planells, RD, ahli gizi, yang juga Jurubicara Academy of Nutrition & Dietetics yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com