Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Terjebak 9 Makanan Dikira Sehat padahal Belum Tentu

Kompas.com - 14/01/2021, 09:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

6. Sayur-sayuran kaleng

Meskipun banyak produsen telah berhenti melapisi kaleng dengan BPA kimia yang mengganggu hormon, beberapa belum beralih karena kaleng bebas BPA lebih mahal.

Masalahnya, BPA dapat masuk ke dalam makanan di dalamnya, terutama makanan kalengan, sehingga dapat mengganggu perkembangan otak dan tubuh anak-anak yang sehat.

Sebelum membeli makanan kaleng seperti sayur-sayuran, pastikan untuk mencari kaleng yang bebas BPA.

Jika tidak, kita bisa menggantinya dengan sayuran beku. Faktanya, sayuran beku sebanding dengan sayuran yang segar dalam hal rasa maupun nutrisi.

Baca juga: Tuna atau Salmon, Mana Lebih Menyehatkan?

7. Ikan tuna

Tuna adalah kontributor utama metilmerkuler dalam banyak diet yang dikenal di AS.

Dalam dosis besar, merkuri dapat memiliki efek beracun yang berpotensi merusak sistem saraf dan otak.

Namun, beberapa ikan tuna memiliki banyak lemak tak jenuh yang sehat dan baik untuk jantung, kulit, serta mata.

Jadi, variasi apa pun yang kita pilih, baik kalengan atau segar, selama kita tidak makan tuna lebih dari 2-3 kali seminggu kita akan tetap baik-baik saja.

8. Granola

Granola sepertinya sudah menjadi makanan sehat yang digemari banyak orang untuk menurunkan berat badan.

Sayangnya, granola ternyata padat kalori dan penuh dengan gula tambahan yang justru meningkatkan risiko kenaikan berat badan, serta masalah kesehatan lainnya.

Baca juga: Waspadai, Kalori Kopi Plus Granola Lebih Tinggi dari Nasi

Hanya mengonsumsi sekitar seperempat cangkir granola dapat menyebabkan sebagian besar dari kita tanpa sadar makan terlalu banyak.

Granola adalah salah satu contoh makanan berlabel sehat yang tidak bisa kita konsumsi begitu saja dengan berpikir itu baik untuk tubuh.

9. Buah kering

Buah kering tampak seperti cara yang nyaman dan stabil untuk mencapai tujuan makan sehat, tetapi buah kering bukanlah cara optimal untuk mendapatkan porsi harian kita.

Buah kering sering dikemas dengan gula tambahan. Beberapa jenis buah ada yang manisnya sama dengan permen.

Camilan manis ini dengan cepat menaikkan gula darah dan seiring waktu dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, serta pra-diabetes.

Maka, sebaiknya konsumsi buah-buahan yang segar jika memungkinkan atau cari hidrasi versi lain yang tidak memiliki gula tambahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com