Meskipun banyak produsen telah berhenti melapisi kaleng dengan BPA kimia yang mengganggu hormon, beberapa belum beralih karena kaleng bebas BPA lebih mahal.
Masalahnya, BPA dapat masuk ke dalam makanan di dalamnya, terutama makanan kalengan, sehingga dapat mengganggu perkembangan otak dan tubuh anak-anak yang sehat.
Sebelum membeli makanan kaleng seperti sayur-sayuran, pastikan untuk mencari kaleng yang bebas BPA.
Jika tidak, kita bisa menggantinya dengan sayuran beku. Faktanya, sayuran beku sebanding dengan sayuran yang segar dalam hal rasa maupun nutrisi.
Baca juga: Tuna atau Salmon, Mana Lebih Menyehatkan?
Tuna adalah kontributor utama metilmerkuler dalam banyak diet yang dikenal di AS.
Dalam dosis besar, merkuri dapat memiliki efek beracun yang berpotensi merusak sistem saraf dan otak.
Namun, beberapa ikan tuna memiliki banyak lemak tak jenuh yang sehat dan baik untuk jantung, kulit, serta mata.
Jadi, variasi apa pun yang kita pilih, baik kalengan atau segar, selama kita tidak makan tuna lebih dari 2-3 kali seminggu kita akan tetap baik-baik saja.
Granola sepertinya sudah menjadi makanan sehat yang digemari banyak orang untuk menurunkan berat badan.
Sayangnya, granola ternyata padat kalori dan penuh dengan gula tambahan yang justru meningkatkan risiko kenaikan berat badan, serta masalah kesehatan lainnya.
Baca juga: Waspadai, Kalori Kopi Plus Granola Lebih Tinggi dari Nasi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.