Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepatu Boots Terbaik Buatan Indonesia, Mana Pilihanmu?

Kompas.com - 14/01/2021, 18:15 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak warisan yang ditinggalkan Belanda selama penjajahannya di Indonesia. Mulai dari arsitektur, infrastruktur, hingga teknik pembuatan sepatu secara welted.

Teknik welted adalah proses pembuatan sepatu yang menyatukan lapisan bagian atas dan insole atau bagian dalam sepatu tanpa adanya jahitan, lalu disambungkan ke sol luar (outsole). Teknik ini biasanya diproses dengan menggunakan tangan.

Belanda mengenalkan teknik welted ke pusat industri sepatu Indonesia yang berada di kawasan Cibaduyut, Bandung.

Kawasan ini dikenal sebagai salah satu daerah pembuatan sepatu yang relatif besar di Asia kala itu, khususnya sepatu boots.

Meski popularitas Cibaduyut sebagai pusatnya sepatu sudah memudar namun hal ini tidak menyurutkan generasi muda di Indonesia untuk mengasah keahlian mereka dan mendirikan merek lokal dengan sepatu boots berkualitas.

Baca juga: Txture, Sepatu Kualitas Dunia dari Kota Kembang...

Hampir seluruh merek lokal menciptakan sepatu boots dengan mengambil inspirasi dari model sepatu boots kelas pekerja di Amerika Serikat.

Tentu kualitasnya beragam. Ada yang biasa saja, tapi ada pula yang mengutamakan kualitas dengan teknik pembuatan dan bahan-bahan yang premium.  

Nah, jika kamu sedang berniat mencari sepatu boots yang keren, tidak perlu melirik brand-brand luar, karena produksi dalam negeri di bawah ini kualitasnya bisa dibilang jauh lebih bagus. 

Berikut adalah beberapa brand lokal yang sangat layak dipertimbangkan jika kamu mencari sepatu boots yang berkelas. Apa sajakah?

1. Txture

Txture Mariana BootsInstagram Txture Mariana Boots
Txture adalah merek sepatu bot asal Bandung yang berdiri di tahun 2009. Sejak awal kemunculannya, Txture memproduksi koleksi sepatu The Top Street. Koleksi ini merupakan tonggak sejarah merek untuk terus menciptakan sepatu bot berkualitas tinggi.

Proses pembuatan sepatu menggunakan cara tradisional dan jenis konstruksi Goodyear, Veldtschoen, Hand Stitched-down, dan Triroles yang semuanya dikerjakan dengan tangan.

Merek ini juga memiliki Mariana Boots, sepatu bot dengan tampilan yang tidak terlalu formal, karena bagian bawah atau outsole menggunakan bahan karet berpola gergaji.

2. Sagara

Sagara LegatantInstagram Sagara Legatant
Ketika merek Sagara lahir di tahun 2010, pendiri merek ini, Bagus Satrio memposisikan sepatu buatannya di kelas premium mulai dengan harga Rp 2 juta saat pertama kali rilis.

Pemilihan bahan kulit seperti bull hide, bison, dan sapi yang diimpor dari Prancis dan Italia jadi alasan utama mengapa Bagus berani memasang harga tinggi pada produk sepatunya.

Terkadang, ia juga mengambil bahan dari produsen yang menyuplai bahan ke rumah mode Hermes.

"Jadi kami ibaratnya pakai kulit yang sama dengan tas-tasnya Hermes," tutur Bagus kepada Kompas.com pada Kamis (29/11/2018).

Kendati membutuhkan waktu lama, koleksi sepatu Sagara dilirik pasar lokal dan mancanegara, termasuk merambah Inggris, kata Bagus.

Namun karena keterbatasan kemampuan produksi, distribusi sepatu ke Inggris dihentikan.

Sagara Legatant berwarna cokelat ini dibuat dengan teknik Norwegian storm welt, dan jahitan di pinggir sepatu yang menggunakan benang berwarna hijau dan beige.

Jika kamu ingin mencari daftar sepatu lain dari Sagara, bisa melihat katalog lengkapnya di sagarabootmaker.com.

Baca juga: Sagara, Melawan Bot “Asing” di Pasar Dunia dengan Nama Lokal...

3. Onderhoud

Onderhoud LCV01Instagram Onderhoud LCV01
Berawal dari tugas kuliah di tahun 2010, Rizky Afnan Penggalih sukses mengembangkan merek Onderhoud Handmade.

Ketika itu ia dan ketiga temannya mendapat tugas untuk merancang ulang produk yang sudah ada agar memiliki nilai lebih. Mereka lalu menjadikan sepatu Cibaduyut sebagai tugasnya.

Onderhoud diambil dari bahasa Afrika yang berarti maintenance atau perawatan.

Dari temannya yang rupanya "orang" Cibaduyut, ia belajar banyak tentang perajin hingga karakteristik sepatu, pergi ke Cibaduyut dan berusaha membuat sepatu sendiri.

Terkadang perajin sepatu di Cibaduyut meminta tolong Rizky menjualkan sepatu. Ia lalu mencari pesanan dengan mendatangi teman-temannya di kampus Widyatama.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Onderhoud Handmade (@onderhoud.handmade)

Lambat laun Rizky terjun langsung ke bisnis sepatu dengan modal menggunakan sistem uang muka. Uang muka yang didapat ia gunakan untuk membeli bahan sepatu.

Lima tahun mengembangkan bisnis di Cibaduyut, Rizky pindah dan mendirikan workshop sepatu di Sukagalih, Bandung. Ia mengaku tertarik sepatu boots karena detail dan kerumitannya. 

Salah satu sepatu bot Onderhoud, LCV01 hitam, dibuat dengan menggunakan teknik Veldtschoen, dan dihargai 450 dollar AS atau sekitar Rp 6,3 juta.

Mengapa menggunakan kurs dollar AS? Soalnya, merek Onderhoud sudah dikenal mancanegara dan Rizky kerap mendapat pesanan dari negara lain.

Baca juga: Onderhoud Handmade, Sepatu Bandung yang Tembus ke Berbagai Negara

4. Santalum

Santalum Millestone Combat BootsInstagram Santalum Millestone Combat Boots
Santalum merupakan merek sepatu asal Jakarta yang berdiri di tahun 2010 oleh dua orang yang punya kesamaan minat dalam pembuatan sepatu kulit.

Hasil produk sepatu Santalum mengusung nuansa vintage ala era 50-an dan 60-an.

Tiap sepatu dikerjakan oleh pengrajin profesional dan menggunakan teknik pembuatan Goodyear welted, Blake stitch, dan sistem semen bertekanan tinggi.

Santalum menggunakan bahan kulit asli untuk produknya, dengan sangat memerhatikan detail pada desain.

Untuk sepatu Millestone Combat Boots ini --misalnya, Santalum mengaplikasikan warna cokelat di seluruh bagian menggunakan bahan pull-up cowhide, dengan sol atau tapak sepatu dari @dr_sole_originals.

Karena dibuat secara terbatas, kamu perlu mengecek ketersediaan sepatu ini lebih dulu di akun Instagram @santalum_id aau email santalum.indonesia@gmail.com.

Baca juga: 5 Sneaker Baru di Awal Tahun, Dijamin Tergoda

5. Benzein

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Benzein Shoes (@benzeinshoes)

 

Label sepatu Benzein yang berbasis di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan fokus pada item berbahan kulit, termasuk sepatu boots.

Sama seperti merek lain, Benzein juga mengerjakan produk sepatu secara handmade.

Benzein "The Kanon" menggunakan kulit Horween Liquorice yang memiliki grain atau serat penuh. Bahan kulit juga ditemukan pada tali sepatu, yang bernuansa gradasi cokelat tua ke cokelat muda.

Kemudian, ujung sepatu (toebox) diberi material steel atau baja untuk melindungi kaki depan. Sepatu ini dilengkapi hak Woodsman Heels.

Jika kamu berminat, bisa menanyakan informasi seputar harga sepatu ini di @benzeinshoes atau situs benzein-shoes.business.site.

6. Junkard Company

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Junkard Co. Boots ® (@junkardcompany)

 

Junkard Company merupakan merek yang berasal dari Bandung. Pada 2010, Tangguh Alexander membuat sepatu custom bersama temannya. Ia membubuhkan merek Junkard sebelum sepatunya dilepas ke pembeli.

"Junk" diambil dari nama panggilannya, Ujang. Sedangkan "ard" adalah plesetan dari art. Dalam tipografi, huruf t di akhir sedikit mati, sehingga diganti dengan huruf d.

Salah satu produk yang unik dari Junkard adalah sepatu bot kulit yang berbahan kulit samak nabati. Sepatu ini diproses dengan penyamakan kulit nabati yang cermat, sehingga menghasilkan patina atau corak pada kulit yang indah.

Junkard mengklaim jika corak kulit pada sepatu tersebut akan lebih "keluar" seiring waktu.

Baca juga: Hilang Kamera, Picu Lahirnya Bot Junkard yang Mendunia...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com