Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepatu Boots Terbaik Buatan Indonesia, Mana Pilihanmu?

Kompas.com - 14/01/2021, 18:15 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Pemilihan bahan kulit seperti bull hide, bison, dan sapi yang diimpor dari Prancis dan Italia jadi alasan utama mengapa Bagus berani memasang harga tinggi pada produk sepatunya.

Terkadang, ia juga mengambil bahan dari produsen yang menyuplai bahan ke rumah mode Hermes.

"Jadi kami ibaratnya pakai kulit yang sama dengan tas-tasnya Hermes," tutur Bagus kepada Kompas.com pada Kamis (29/11/2018).

Kendati membutuhkan waktu lama, koleksi sepatu Sagara dilirik pasar lokal dan mancanegara, termasuk merambah Inggris, kata Bagus.

Namun karena keterbatasan kemampuan produksi, distribusi sepatu ke Inggris dihentikan.

Sagara Legatant berwarna cokelat ini dibuat dengan teknik Norwegian storm welt, dan jahitan di pinggir sepatu yang menggunakan benang berwarna hijau dan beige.

Jika kamu ingin mencari daftar sepatu lain dari Sagara, bisa melihat katalog lengkapnya di sagarabootmaker.com.

Baca juga: Sagara, Melawan Bot “Asing” di Pasar Dunia dengan Nama Lokal...

3. Onderhoud

Berawal dari tugas kuliah di tahun 2010, Rizky Afnan Penggalih sukses mengembangkan merek Onderhoud Handmade.

Ketika itu ia dan ketiga temannya mendapat tugas untuk merancang ulang produk yang sudah ada agar memiliki nilai lebih. Mereka lalu menjadikan sepatu Cibaduyut sebagai tugasnya.

Onderhoud diambil dari bahasa Afrika yang berarti maintenance atau perawatan.

Dari temannya yang rupanya "orang" Cibaduyut, ia belajar banyak tentang perajin hingga karakteristik sepatu, pergi ke Cibaduyut dan berusaha membuat sepatu sendiri.

Terkadang perajin sepatu di Cibaduyut meminta tolong Rizky menjualkan sepatu. Ia lalu mencari pesanan dengan mendatangi teman-temannya di kampus Widyatama.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Onderhoud Handmade (@onderhoud.handmade)

Lambat laun Rizky terjun langsung ke bisnis sepatu dengan modal menggunakan sistem uang muka. Uang muka yang didapat ia gunakan untuk membeli bahan sepatu.

Lima tahun mengembangkan bisnis di Cibaduyut, Rizky pindah dan mendirikan workshop sepatu di Sukagalih, Bandung. Ia mengaku tertarik sepatu boots karena detail dan kerumitannya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com