"Untuk mendapatkan kembali pernapasan yang sehat selama periode kecemasan, berbaringlah di lantai dan letakkan tangan di dada."
Demikian dikatakan oleh seorang psikolog klinis di Washington & Jefferson College di Washington, Pennsylvania, Michael Crabtree, Ph.D.
Menurut dia, tangan digunakan sebagai alat ukur. Selain itu, cobalah untuk mengurangi jumlah gerakan dada, sambil terus bernapas secara normal.
Alih-alih menggunakan dada untuk menghirup dan menghembuskan napas, cobalah bernapas melalui diafragma atau perut selama lima menit.
Ketahuilah, bahwa pernapasan dada masih memiliki tujuan, tetapi hanya di saat gairah emosional atau tantangan fisik yang ekstrem saja.
"Sebagian besar orang Amerika menggunakan pernapasan dada karena mengembangkan naluri dari kondisi berbahaya," ungkapnya.
Secara fisik, bernapas dengan dada masih diperlukan, tapi hanya dalam keadaan stres atau kecemasan sehari-hari.
Baca juga: Pernapasan Dada dan Perut Memberikan Manfaat Berbeda Bagi Tubuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.