Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 30/11/2022, 22:37 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Rangsang seks yang terpapar melalui indera atau pikiran (fantasi) akan diikuti terjadinya perubahan fungsi tubuh secara otomatis.

Beberapa hal yang terjadi pada tahap rangsangan antara lain meningkatkan detak jantung serta aliran darah ke payudara sehingga membuat payudara relatif lebih besar dan lebih tegak.

Rangsangan seks yang berlanjut akan mengantarkan respons seks ke dalam fase bangkitan, di mana aliran darah ke organ kelamin semakin lancar, mulut vagina membuka membuka, vagina memproduksi lebih banyak lendir, serta perubahan lain pada rahim.

Fase bangkitan ini merupakan waktu yang ideal untuk penetrasi penis.

Jika tidak hambatan, baik secara fisik maupun fungsional, maka idealnya hubungan seks akan bisa dilakukan dengan lancar.

Ketika penetrasi sulit dilakukan, cobalah melihat kembali kemungkinan adanya hambatan fisik atau fungsional yang dialami.

Dari sisi perempuan, misalnya, mungkin saja ada hambatan psikologis yang terjadi.

Persepsi yang salah tentang seks adalah salah satunya, seperti informasi bahwa hubungan seks pertama kali adalah sesuatu yang menyakitkan.

"Informasi yang bersifat negatif, yaitu malam pertama sangat sakit, bisa menjadi awalan yang buruk terhadap tahapan respons seks, yaitu organ kelamin menjadi tidak siap atau bahkan otot-otot menjadi kaku," ungkapnya.

Jika ini adalah masalahnya, cobalah untuk lebih banyak melakukan foreplay.

Untuk mengusir kecemasan, cobalah mematikan lampu kamar dan nyalakan lampu meja atau lilin untuk menciptakan suasana temaram yang membangkitkan suasana.

Jika kesulitan membuat vagina terlubrikasi dengan maksimal, bawalah pelumas ke tempt tidur dan gunakan ketika dibutuhkan.

Baca juga: 8 Trik Foreplay Tanpa Sentuhan, demi Keintiman yang Lebih Hidup

3. Vaginismus

Hudi menjelaskan, sulitnya penis penetrasi ke vagina disebabkan karena kekejangan (spasm) otot bagian depan liang vagina yang disebut vaginismus.

Ketika mengalami vaginismus, sering kali kekejangan tidak hanya pada otot vagina melainkan disertai kekakuan otot paha, yang membuat perempuan refleks menutup pahanya untuk melindungi vagina.

Jika foreplay yang cukup masih tidak bisa membantu, maka mungkin penyebabnya adalah masalah psikologis.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com