KOMPAS.com—Penampilan Regé-Jean Page dalam serial terbaru Netflix, Bridgeton, berhasil menyita perhatian. Aktor berusia 30 tahun kini menjadi bintang baru yang membuat kaum hawa kagum akan akting dan parasnya yang tampan.
Dalam serial karya ratunya serial, Shonda Rhimes ini, Rege-Jean Page, berperan sebagai Duke of Hastings yang berpura-pura bertunangan dengan Daphne Bridgeton (diperankan oleh Phoebe Dynevor).
Untuk kamu yang juga mulai kesengsem dengan Page, berikut adalah beberapa hal tentang si tampan yang perlu kamu tahu.
Baca juga: Rege-Jean Page, Bintang Bridgerton, Buka Suara soal Masuk Bursa Pemeran James Bond
1. Nama
Penulisan namanya seringkali sulit untuk diucapkan. Page sendiri menjelaskan dengan tepat cara mengucapkan namanya.
Dia menjelaskan potensi kebingungan dalam tweet tahun 2017, menjelaskan bahwa "Regé (dibaca) seperti di reggae, Jean seperti di Wyclef."
Page lahir pada tahun 1990 di Harare, ibu kota Zimbabwe. Orang tuanya adalah seorang perawat dari Zimbabwe dan seorang pengkhotbah dari Inggris, menurut Square Mile.
Ketika berusia 14 tahun, Page dan keluarganya pindah ke London, dan tumbuh dalam budaya yang beragam.
Baca juga: Deretan Tempat Cantik di Bridgerton, Serial Klasik Netflix yang Tengah Naik Daun
2. Ras campuran dan pernyataan politik
Page telah terbuka tentang identitasnya dan bagaimana ia dilahirkan dari pasangan ras campuran berdampak padanya sebagai seorang anak yang tumbuh di Zimbabw.
Itulah kenapa ia selalu merasa bahwa ia adalah di mana dia mengatakan dia adalah "pernyataan politik yang hidup.”
Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian, Page menambahkan, saat ia tinggal di Zimbabwe, masyarat di sana baru saja lepas dari masa apertheid.
"Menjadi anak ras campuran di lingkungan itu berarti harus berpikir tentang membuat identitasmu sendiri dan mempertanyakan mengapa kamu termasuk di dunia itu,” katanya.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Bridgerton, Serial Klasik yang Tayang di Netflix
3. Aksen yang sering berubah
Banyak aktor menguasai banyak aksen sebagai bagian dari keahlian mereka, tetapi Page melihat aksen sebagai bentuk bahasa. Sehari-hari ia menggunakan aksen yang berbeda pada waktu yang berbeda dan dengan orang yang berbeda.