Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Regé-Jean Page, Bintang Bridgerton yang Curi Perhatian

Kompas.com - 16/01/2021, 17:00 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com—Penampilan Regé-Jean Page dalam serial terbaru Netflix, Bridgeton, berhasil menyita perhatian. Aktor berusia 30 tahun kini menjadi bintang baru yang membuat kaum hawa kagum akan akting dan parasnya yang tampan.

Dalam serial karya ratunya serial, Shonda Rhimes ini, Rege-Jean Page, berperan sebagai Duke of Hastings yang berpura-pura bertunangan dengan Daphne Bridgeton (diperankan oleh Phoebe Dynevor).

Untuk kamu yang juga mulai kesengsem dengan Page, berikut adalah beberapa hal tentang si tampan yang perlu kamu tahu.

Baca juga: Rege-Jean Page, Bintang Bridgerton, Buka Suara soal Masuk Bursa Pemeran James Bond

1. Nama

Penulisan namanya seringkali sulit untuk diucapkan. Page sendiri menjelaskan dengan tepat cara mengucapkan namanya.

Dia menjelaskan potensi kebingungan dalam tweet tahun 2017, menjelaskan bahwa "Regé (dibaca) seperti di reggae, Jean seperti di Wyclef."

Page lahir pada tahun 1990 di Harare, ibu kota Zimbabwe. Orang tuanya adalah seorang perawat dari Zimbabwe dan seorang pengkhotbah dari Inggris, menurut Square Mile.

Ketika berusia 14 tahun, Page dan keluarganya pindah ke London, dan tumbuh dalam budaya yang beragam.

Baca juga: Deretan Tempat Cantik di Bridgerton, Serial Klasik Netflix yang Tengah Naik Daun

2. Ras campuran dan pernyataan politik

Page telah terbuka tentang identitasnya  dan bagaimana ia dilahirkan dari pasangan ras campuran berdampak padanya sebagai seorang anak yang tumbuh di Zimbabw.

Itulah kenapa ia selalu merasa bahwa ia adalah di mana dia mengatakan dia adalah "pernyataan politik yang hidup.”

Aktor Rege-Jean Page yang membintangi series Bridgerton.IMDb Aktor Rege-Jean Page yang membintangi series Bridgerton.

Dalam sebuah wawancara dengan The Guardian, Page menambahkan, saat ia tinggal di Zimbabwe, masyarat di sana baru saja lepas dari masa apertheid.

"Menjadi anak ras campuran di lingkungan itu berarti harus berpikir tentang membuat identitasmu sendiri dan mempertanyakan mengapa kamu termasuk di dunia itu,” katanya.

Baca juga: 4 Fakta Menarik Bridgerton, Serial Klasik yang Tayang di Netflix

3. Aksen yang sering berubah

Banyak aktor menguasai banyak aksen sebagai bagian dari keahlian mereka, tetapi Page melihat aksen sebagai bentuk bahasa. Sehari-hari ia menggunakan aksen yang berbeda pada waktu yang berbeda dan dengan orang yang berbeda.

"Ayah saya berbicara dengan sesuatu yang sangat mirip dengan jenis bahasa Inggris (yang kerap digunakan para) penyiar tahun 1920-an, dan saya mempelajari aksen itu di Zimbabwe pasca-kolonial.

Jadi saya mempelajarinya, dan saya belajar cara menirunya, dan saya belajar cara beralih dan keluar dari situ, tapi juga berbicara seperti saudara ibu saya di desa, "katanya kepada Square Mile.

"Aksen bukanlah aksen, melainkan bahasa. Ini hampir seperti kode. Karena itulah kunci tentang siapa dirimu dan caramu mengekspresikan diri. Serta caramu mengekspresikan diri adalah caramu berbicara,” ujarnya.

Baca juga: Wajib Ditonton, Berikut 10 Serial Netflix Terbaik Sepanjang 2020

4. Pernah jadi anggota band punk

Saat remaja, Page dan saudara laki-lakinya membentuk sebuah band punk. Page bernyanyi, memainkan drum, dan mewarnai rambutnya dengan warna-warna cerah seperti hijau, biru, dan ungu, dengan gaya punk rock sejati.

Menjelajahi musik sebenarnya membuat Page menyadari panggilannya sebagai aktor.

"Ketika saya terlibat dalam scene punk, gagasan saya tentang karir berubah," jelasnya dalam wawancara dengan The Fall. 

Baca juga: Kisah Kelam di Balik Koh-i-Noor, Berlian Perempuan Kerajaan Inggris

5. Akting pertamanya

Terobosan besar Page untuk penonton Amerika terjadi pada tahun 2016, saat dia memerankan Chicken George dalam pembuatan ulang Roots dari History Channel, peran yang dia anggap "sangat mengintimidasi," tetapi sebuah "kehormatan" untuk diambil.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan InStyle, dia menjelaskan bagaimana rasanya menjadi bagian dari pembuatan ulang acara yang mengubah masyarakat pada tahun 1970-an itu.

"Ini seperti seseorang membawakanmu mantel tua mereka yang berharga, dan kamu adalah tukang sepatu, dan mereka seperti, 'Tolong, bisakah kamu memperbaiki ini, dan memasang beberapa tambalan di atasnya, dan membawanya ke abad ke-21? kata Page.

Baca juga: Jangan Sembarangan Komentar di Media Sosial Bangsawan Inggris

6. Romantis

Bridgerton pada dasarnya adalah kisah percintaan yang sebenarnya juga disukai oleh Page.

"Saya penggemar berat romansa sebagai sebuah konsep. Romansa adalah hal yang luar biasa dan kami membutuhkannya lebih banyak di dunia," katanya kepada Entertainment Weekly,” kata Page.

Page berpendapat, kebanyakan kisah romansa akan sulit dipisahkan ari kehidupan kita. Semakin kita berusaha melepaskan diri dari kisah itu, semakin banyak kisah cinta yang secara umum dihadirkan dan ternyata mirip dengan kisah cinta kita.

Hal ini, kata Page, juga akan terjadi pada karakter Duke dan Duchess of Hastings di musim-musim Bridgerton mendatang.

Page berpendapat, karakter Duke dan Duchess of Hastings menikah di usia yang sangat muda, masih banyak yang harus dilakukan.

Baca juga: Tiru 5 Gaya Berbusana Vintage ala Serial Netflix

7. Penggemar buku Bridgerton

Ketika dia berperan di Bridgerton, Page langsung membaca The Duke and I, buku pertama dalam seri Bridgerton karya Julia Quinn. Dan dia menyukainya. Menurut Page, buku ini membuatnya bergairah.

"Ini sangat luar biasa membalik halaman dan mudah dicerna dan lezat," jelasnya dalam wawancara dengan Entertainment Weekly.

Pernyataan ini seakan memberi pertanda bahwa Page akan kembali pada sesi kedua serial Bridgerton ini. 

"Ada banyak sekali karakter dan masing-masing karakter itu memiliki sepupu, paman, dan anjing, dan saya pikir orang-orang senang menjelajahi semua kedalaman, sudut, dan celah itu,” imbuhnya.

8. Chemistry dengan Phoebe Dynevor

Ketika ditanya tentang rahasia di balik chmestiry-nya dengan Phoebe Dynevor, Page mengakui banyaknya waktu yang digunakan untuk berlatih tarian membuat chemistry itu terjadi dengan alami.

"Saya pikir ketika kamu menghabiskan banyak waktu untuk sering bertemu jatuh dan bangun (saat berlatih gerakan), berpelukan satu sama lain, itu cara yang sangat, sangat efisien untuk membangun keintiman di antara para pemain," kata Page.

Dia juga mengatakan bahwa, mengingat latar pertunjukan abad ke-18, lantai dansa mewakili peluang terbaik karakternya untuk menumbuhkan keintiman.

Baca juga: Putri Kerajaan Jepang Tinggalkan Gelar Bangsawan demi Kekasih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com