4. Reaksi otak
Beberapa studi juga menemukan bahwa anak yang tampak tidak merasakan emosi dari orang sekitarnya memiliki respons otak berbeda. Artinya, otak bereaksi berbeda terhadap rasa takut, kesedihan, serta stimulasi negatif lainnya.
Tak hanya itu, anak-anak yang memiliki kondisi ini juga kesulitan memahami emosi yang dirasakan orang lain.
5. Tekanan sekitar
Anak yang kerap mengalami perundungan atau disudutkan oleh teman-teman sebayanya juga bisa tumbuh menjadi sosok yang tidak peka.
Semakin sering mengalami hal ini, rasa empati semakin hilang. Pada akhirnya, ia bisa menjadi sosok yang tidak berperasaan.
Baca juga: Pengalaman Masa Kecil yang Picu Perilaku Psikopat
Mendeteksi anak psikopat
Hingga kini belum ada tes yang bisa mengindikasikan seorang anak merupakan psikopat. Namun, psikolog biasanya menerapkan beberapa penilaian untuk membantu mengukur gejala dari anak-anak.
Salah satunya menggunakan instrumen Youth Psychopathic Traits Inventory atau YPI. Dalam tes ini, remaja diberi pertanyaan tentang dirinya sendiri untuk mengukur karakternya.
Lebih jauh lagi, tes ini bisa menilai beberapa gejala seperti:
Perlu diingat bahwa anak-anak yang menunjukkan ciri psikopat bukan tipe anak yang gemar melanggar hukum.
Justru sebaliknya, mereka kerap dijadikan sosok pemimpin yang bisa memberikan pengaruh signifikan kepada anggota kelompok sehingga meniru perilakunya.
Anak dengan kondisi semacam ini perlu penanganan khusus. Metode penerapan disiplin biasa tak akan efektif karena mereka tidak peduli apabila orang lain merasa kecewa dengan pilihannya.
Salah satu metode yang bisa memberikan dampak positif pada anak dengan ciri psikopat adalah memberikan intervensi. Dengan demikian, anak bisa belajar perilaku sosial, empati, memecahkan masalah, hingga pengenalan emosi.
Penanganan semacam ini akan fokus untuk meningkatkan kemampuan anak mengatasi rasa marah dan frustrasi mereka.
Baca juga: Terungkap, Psikopat Banyak Ditemukan Tertarik Bisnis dan Ekonomi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.