Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Divaksin Covid-19, Bisakah Tularkan Virus ke Orang Lain?

Kompas.com - 18/01/2021, 10:23 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sudah berjalan di banyak negara dan Indonesia sendiri. Namun, masih banyak pertanyaan dan keraguan masyarakat akan efektivitas vaksin ini, salah satunya apakah setelah divaksin masih dapat menularkan virus ke orang lain.

Pada dasarnya seseorang yang sudah disuntik vaksin bisa lebih kebal terhadap sebuah penyakit.

Namun, jika dihubungkan dengan virus corona, ahli dan peneliti belum menemukan jawaban seputar keampuhan vaksin Covid-19.

Baca juga: 10 Tips Jitu Jaga Rutinitas Olahraga di Rumah Selama Pandemi

Pertanyaan lain yang banyak muncul adalah perlukah kita disuntik vaksin Covid-19 untuk kedua kalinya jika kita terinfeksi virus setelah mendapat dosis vaksin pertama?

Ahli penyakit paru Jafar Abunasser, MD, mencoba menjawab dua pertanyaan tersebut.

Sebagai catatan, dia adalah salah satu dokter di AS yang sudah menerima vaksin Covid-19.

Abunasser mengatakan, jika seseorang terinfeksi Covid-19 setelah mendapat suntikan vaksin, maka orang tersebut bisa disuntik vaksin virus corona untuk kedua kali.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Berapa Nakes yang Sudah Registrasi dan Divaksin?

Jika gejala virus corona hilang sekitar tiga atau empat minggu setelah dosis vaksin pertama diberikan, kita dapat menerima dosis kedua vaksin.

Namun, jika kita memiliki reaksi alergi terhadap dosis vaksin pertama, mengalami sakit parah akibat Covid-19 dan menerima infus obat antibodi, atau gangguan medis yang kronis, sebaiknya tidak menerima dosis vaksin kedua.

Abunasser menyarankan agar pemberian dosis vaksin kedua ditunda sekitar 90 hari.

Masih bisa tularkan Covid-19

Menerima vaksin Covid-19 bukan berarti seseorang secara otomatis kebal dari virus.

Disebutkan Abunasser, perlu waktu agar vaksin dapat bekerja. Ia menekankan kita untuk tetap mempraktikkan protokol kesehatan.

"Setelah dosis pertama, dibutuhkan sekitar satu minggu untuk mengembangkan beberapa respon antibodi, dan Anda mendapat respon imun parsial untuk dosis pertama," katanya.

Baca juga: Adakah Efek Samping Vaksin Covid-19 Pada Tubuh

Petugas kesehatan menerima suntikan vaksin corona buatan Sinovac di RSIA Tambak, Jakarta Pusat, Jumat (15/1/2021). Vaksin Sinovac telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dengan izin penggunaan darurat ini, vaksin CoronaVac produksi Sinovac Life Science Co.Ltd.China dan PT Bio Farma (Persero) dapat digunakan untuk program vaksinasi di Indonesia.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas kesehatan menerima suntikan vaksin corona buatan Sinovac di RSIA Tambak, Jakarta Pusat, Jumat (15/1/2021). Vaksin Sinovac telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dengan izin penggunaan darurat ini, vaksin CoronaVac produksi Sinovac Life Science Co.Ltd.China dan PT Bio Farma (Persero) dapat digunakan untuk program vaksinasi di Indonesia.

"Ini tidak berarti kekebalan penuh. Vaksin memberikan perlindungan, tetapi meski sudah dua dosis, vaksin hanya memberi Anda tingkat perlindungan sekitar 94-95 persen."

Dia menambahkan, tidak ada jawaban apakah orang yang sudah divaksin masih berisiko membawa dan menularkan virus ke orang lain atau tidak.

Baca juga: Lansia Tak Masuk Prioritas Pertama Vaksinasi Covid-19, Ini Kata Kemenkes

"Anda tidak bisa berasumsi karena divaksin Anda terlindungi dan tidak lagi membawa virus tanpa gejala dan menyebarkannya ke orang lain," tambahnya.

Abunasser mengatakan ketika vaksin diuji, maka vaksin terbukti melindungi penerima dari virus corona.

"Dengan rejimen vaksin dua dosis, sekitar 95 persen populasi akan mengembangkan kekebalan dengan cara yang melindungi mereka dari sakit jika terpapar virus," ujarnya.

"Bukan berarti orang yang kebal tidak membawa virus jika terpapar. Anda jauh lebih kecil kemungkinannya untuk sakit atau mengembangkan gejala."

Karena itu Abunasser menyimpulkan, orang yang sudah divaksin masih berisiko menularkan Covid-19.

"Kita harus menyadari, meski vaksin sangat efektif, vaksin tersebut mewakili salah satu aspek dari respon tubuh kita dan dapat bekerja maksimal jika kita juga menerapkan protokol kesehatan," sebut Abunasser.

Baca juga: Pengalaman Tenaga Kesehatan yang Telah Disuntik Vaksin Covid-19...

Tetap mengikuti protokol kesehatan

Sampai pandemi benar teratasi, masyarakat disarankan tetap mengikuti protokol kesehatan.

"Jaga jarak, memakai masker, dan hindari berkumpul dalam ruangan atau tempat yang banyak orang sampai penyebaran komunitas berada di tingkat yang memungkinkan kita kembali ke normal," jelasnya.

Untuk mencapai kekebalan kelompok, sekitar 50-80 persen populasi perlu divaksinasi.

Abunasser yakin, masyarakat akan mencapai kekebalan kelompok tersebut suatu hari nanti.

"Kita pernah menangani pandemi dan wabah penyakit menular di masa lalu dan jika Anda melihat, cara kita mengatasi dan mengendalikan pandemi adalah menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker," kata Abunasser.

"Kita memberantas banyak wabah dengan vaksinasi massal. Kita harus menghadapi tantangan ini secara langsung. Kita bisa melewatinya."

Baca juga: Vaksin Covid-19 Bukan Tanda Berakhirnya Pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com