KOMPAS.com - Setiap orangtua tentu ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik dan dapat meraih kesuksesan.
Salah satu kunci utama agar keinginan itu terwujud adalah pola asuh orangtua. Cara orangtua bertutur kata dan berperilaku terhadap anak sangat memengaruhi masa depannya kelak.
Sejak kecil, anak sudah memperhatikan orangtuanya. Dari situlah anak belajar banyak dan mungkin tidak disadari orangtua.
Oleh karenanya, penting bagi orangtua untuk memperhatikan perilaku dan tutur katanya. Di sisi lain, orangtua juga harus memberikan contoh yang baik pada anak.
Menurut suatu studi yang diterbitkan dalam jurnal Science, bayi tak hanya mendapatkan genetika dari orangtuanya. Bayi juga dapat menyerap sifat-sifat tertentu karena memperhatikan perilaku orangtua.
Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengatakan, bayi bisa lebih tekun dengan tugas baru setelah mengamati orang dewasa berjuang dan berhasil dengan sesuatu.
"Bayi melakukan analisis untuk mempelajari konsep atau hal-hal tentang dunia. Mereka juga menggunakan analisis itu untuk belajar dan mengubah cara berperilaku."
Demikian yang diungkap oleh Laura Schulz, ilmuwan kognitif di MIT dan penulis senior dari studi tersebut.
Baca juga: Anak Mencontoh Sikap Positif Orangtua
"Namun, kami tidak tahu seberapa banyak bayi bisa mengawasi dan menarik kesimpulan dari perilaku orang dewasa," tambahnya.
Hasil studi tersebut didapatkan setelah tim di MIT melakukan analisis terhadap 262 bayi berusia 13-18 bulan.
Peneliti mengelompokkan bayi-bayi itu dalam tiga skenario. Skenario pertama, peneliti berpura-pura kesulitan untuk memainkan dua unit mainan dan pada akhirnya berhasil.
Skenario kedua, peneliti bisa memainkan mainan tanpa kesulitan. Skenario ketiga, peneliti tidak melakukan apa pun.
Semuanya itu dilakukan di samping bayi-bayi yang menjadi peserta penelitian. Setelah skenario selesai dilakukan, peneliti meninggalkan bayi dengan mainan musik.
Peneliti mengatakan, bayi bisa memainkan musik, tetapi tidak mengajari cara menyalakannya.
Bayi dalam kelompok skenario pertama yang menyaksikan perjuangan peneliti dapat menemukan tombol mainan dan menyalakan musik.
Sedangkan bayi yang ditempatkan dalam kelompok skenario kedua dan ketiga tidak melakukan hal yang sama.
Berdasarkan hal itu, peneliti menarik kesimpulan, bayi tidak sekadar meniru apa yang ditonton, tetapi juga mempelajari nilai ketekunan.
"Ini adalah bukti bahwa orang dewasa dapat memengaruhi bayi secara langsung dengan mencontohkan perilaku tertentu," kata Paul Harris, psikolog perkembangan Harvard University.
Untuk studi selanjutnya, peneliti tertarik untuk mencari tahu interaksi yang paling berpengaruh terhadap bayi. Apakah itu berbicara, memberi isyarat, atau nada suara.
Peneliti juga berharap hasil penelitiannya dapat diimplikasikan ke dunia nyata dan ingin melihat apakah pelajaran ketekunan dapat bertahan hingga dewasa.
Sebab, ketekunan merupakan salah satu cara untuk setiap orang meraih kesuksesan.
Orangtua yang ingin anaknya kelak menjadi sukses perlu mencontohkan ketekunan dan perjuangan untuk berhasil mencapai sesuatu.
Jadi mendidik anak tidak hanya dengan kata-kata atau menyuruhnya, tetapi yang lebih penting adalah memberi contoh dan teladan.
Baca juga: 15 Cara Mendidik Anak agar Menjadi Pria Sejati
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.