Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2021, 14:57 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Diet ketogenik, adalah pola makan yang fokusnya pada makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat.

Diet ini menjadi salah satu diet yang paling banyak dicari di jejaring Google di Amerika Serikat pada tahun 2019.

Nah, jika kini kamu ingin memulai diet keto, ada baiknya untuk memahami betul berbagai hal yang ada di dalam pola makan ini. 

Apa diet ketogenik?

Ketogenik, yang lalu kerap disingkat keto, adalah diet yang dikembangkan pada tahun 1920 an.

Baca juga: Kenali Penyebab Bau Mulut, Salah Satunya Diet Keto

Diet ini dirancang untuk membuat tubuh berada dalam keadaan yang disebut ketosis, di mana tubuh akan kekurangan karbohidrat, sehingga mulai membakar lemak untuk bahan bakar.

Ketosis juga terjadi pada tubuh saat berpuasa.

Para pendukung diet mengatakan, metode ini adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan tanpa merasa lapar dan meningkatkan tingkat energi.

Apa yang dimakan?

Para pelaku diet keto secara drastis mengurangi karbohidrat menjadi sekitar 10 persen dari total makanan harian mereka.

Dalam beberapa kasus, bahkan bisa jadi hanya 20 gram karbohidrat per hari kandungan karbohidrat yang disantap.

"Jumlah karbohidrat itu setara dengan satu potong roti putih per hari," kata Maya Feller, ahli diet terdaftar yang berbasis di New York City, kepada ABC News tahun lalu.

Baca juga: Diet Paleo Vs Diet Keto Mana yang Bertahan Jangka Panjang?

Sebaliknya, jumlah lemak yang dikonsumsi seseorang yang mengikuti diet keto dalam satu hari bisa lebih dari lima kali lipat asupan lemak harian yang normal. 

Namun Feller menekankan, lemak tersebut harus berasal dari sumber makanan berlemak sehat, seperti minyak zaitun dan kacang-kacangan.

"Saat saya melihat orang yang menjalani gaya hidup keto, jarang sekali orang yang makan makanan berlemak dan tidak melakukan apa-apa," ujar dia.

"Mereka mencoba untuk tetap dalam kondisi ketosis, dan melakukan hal-hal seperti makan ayam dan ikan; mereka benar-benar memperhatikan."

Makanan yang "ramah keto" termasuk item seperti telur, mentega, keju yang belum diolah, alpukat, daging, sayuran rendah karbohidrat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Apa yang perlu diperhatikan sebelum diet keto?

Diet keto memang menjadi salah satu diet yang paling banyak dicari pada tahun 2018-2019.

Namun, diet keto berada di urutan terakhir pada tahun 2018 dalam daftar diet terbaik yang dirilis setiap tahun oleh US News and World Report.

"Salah satu ahli kami berkata, 'diet apa pun yang merekomendasikan mengemil daging asap tidak dapat dianggap serius sebagai cara makan yang mempromosikan kesehatan.'"

Baca juga: Lihat, 7 Hal yang Bisa Terjadi pada Tubuh saat Jalani Diet Keto

Begitu kata Angela Haupt, asisten editor pengelola kesehatan di US News and World Report, kepada ABC News awal tahun ini.

"Salah satu kekhawatiran tentang keto adalah seberapa tinggi lemak jenuhnya," kata Haupt.

"Pakar kami mengatakan diet bisa sangat berbahaya bagi penderita diabetes parah, penyakit ginjal, dan penyakit jantung."

Kritikus lain dari diet keto berpendapat, pola makan ini hampir tidak mungkin untuk diikuti dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu, diet keto pun diduga dapat menyebabkan hilangnya otot atau menghilangkan sumber bahan bakar yang disukai otak yakni karbohidrat.

Selain itu, mereka berpendapat, sebagian besar penelitian tentang diet keto belum melihat efek jangka panjang pada orang non-epilepsi selama 15-20 tahun.

Sebelumnya, diet ini ditemukan saat ada fakta yang mengungkap bahwa kejang pada penderita epilepsi berkurang secara signifikan dengan pola makan ini.

Feller, yang tidak terkait dengan US News and World  memperingatkan, "Jika kita berbicara tentang mayoritas negara, diet keto tidak diindikasikan dan tidak akan ditaati dengan benar, dan tidak berkelanjutan."

Baca juga: Efek Diet Keto bagi Kesehatan Jantung

"Diet ini tidak pernah menjadi rekomendasi lini pertama saya," sebut dia.

Orang yang ingin mengubah kesehatan mereka harus melihat apa yang mereka makan dan pola makan mereka.

Selanjutnya, perlu dibuat modifikasi pola makan yang berkelanjutan, termasuk memerhatikan keberadaan ahli diet yang bisa sangat membantu mendapatkan pilihan dan pola terbaik bagi kita.

Bagaimana memulainya?

Nah, jika kita sudah siap untuk tetap memilih pola diet ini, maka Feller merekomendasikan untuk mengawalinya dengan berbicara dengan praktisi kesehatan dulu. 

Hal ini penting untuk memastikan diet keto aman untuk kita, dan termasuk dalam aspek penyesuaian makronutrien  yang benar, terkait protein, karbohidrat dan lemak.

Baca juga: 7 Sinyal Tubuh untuk Berhenti Diet Keto

"Kita harus benar-benar memahami apa artinya itu dalam konteks hari dan konteks apa yang kita makan," kata dia.

Feller juga merekomendasikan untuk memastikan diri melakukan pemeriksaan darah secara teratur, terutama profil lipid.

Selamat mencoba...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com