3. Tanyakan masalahnya
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga terkadang melakukan sesuatu berdasar kemauannya saja. Jika orangtua tidak melakukan intervensi, jadwal mereka mungkin berbeda dengan jadwal yang sudah ditetapkan di rumah.
Bisa jadi anak tidak sadar bahwa mereka makan dengan lambat. Mungkin si kecil merasa nyaman dengan berlama-lama saat menghabiskan isi piringnya.
Ajak anak berdiskusi soal kecepatan makan dan atur waktu yang membuatnya merasa nyaman. Perhatikan juga jarak waktu antar makan anak. Entah itu sekadar makan camilan atau makan besar. Bisa jadi anak sedang tidak lapar ketika diberi makan kembali sehingga makannya jadi lambat.
4. Tetapkan batasan
Orangtua juga perlu menetapkan batas waktu makan. Jangan paksakan anak harus menghabiskan makanannya walau butuh waktu lama. Jika tidak dibuat batasan, waktu sarapan bisa bergeser menjadi makan siang, dan seterusnya.
Beri tahu batasan waktu kepada anak dan jelaskan alasannya sesuai kemampuan berpikirnya. Misalnya waktu makan hanya 30 menit. Kalau perlu, orangtua bisa memasang alarm. Ketika alarm berbunyi, itu menandakan waktu makan sudah habis.
Baca juga: Balita Boleh Makan Sushi Ikan Mentah, Asalkan...
5. Pilihan makanan
Anak biasanya sulit makan sesuatu yang tidak disukai. Hal itu juga bisa membuat dia makan lebih lambat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.