Tanyakan mengapa anak terlihat murung dan yakinkan dia bahwa kita ada di sana untuk mendengarkannya.
Kebiasaan untuk bersuara membuat anak bisa mengekspresikan emosinya dengan sehat.
Baca juga: Mengendalikan Emosi untuk Memelihara Kesehatan Jantung
3. Kenalkan label emosi
Alasan lain yang membuat anak tidak dapat mengekspresikan atau melepaskan emosi dengan baik karena mereka tidak mengenal emosi tersebut.
Orangtua bisa membantu anak dengan bermain label emosi. Misalnya tunjukkan gambar yang memiliki ekspresi frustrasi, sedih, marah, malu, bahagia, dan lain sebagainya.
Sebutkan nama atau label emosi yang ditunjukkan gambar. Misalnya gambar orang tersenyum, orangtua bisa mengatakan itu adalah wujud perasaan bahagia.
Atau mungkin gambar orang menangis yang menunjukkan perasaan sedih.
Bisa juga saat anak teriak atau menangis karena mainannya direbut. Orangtua dapat mengatakan, anak bertindak demikian karena sedang marah.
Mengenali perasaan atau emosi terhadap dirinya sendiri dan orang lain mendorong keterampilan empati anak.
Baca juga: Tanpa Marah, Lakukan Ini untuk Mengendalikan Emosi Anak
Orangtua perlu ingat, mengajarkan kecerdasan emosional kepada anak-anak sejak usia dini sangat penting.
Dengan mempelajari cara menangani emosi, anak bisa lebih bijak saat menghadapi masalah ketika dewasa.
Satu hal yang tak boleh terlupakan, orangtua perlu memastikan anak mengekspresikan emosinya dengan cara positif.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.