Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Kamala Harris Akan Disorot Usai Dilantik Jadi Wapres

Kompas.com - 20/01/2021, 13:51 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terpilihnya Kamala Harris sebagai wakil presiden Amerika Serikat akan menciptakan sejarah baru. Dia adalah perempuan kulit hitam dan keturunan India pertama yang menjadi orang nomor dua di Negeri Paman Sam.

Pada hari ini, Rabu (20/1/2020), Harris akan dilantik sebagai wakil presiden Amerika Serikat.

Selain itu, ada fakta menarik lain soal Harris yang menjadi sorotan masyarakat AS, yakni kehidupan keluarganya.

Bagi warga AS, keluarga menjadi landasan nilai-nilai kehidupan. Menurut sejarawan Nancy F Cott, peran keluarga juga dianggap penting dalam politik.

Menurut penelitian oleh ilmuwan politik Laurel Elder, umumnya masyarakat AS mengagumi kehidupan keluarga pemimpinnya.

"Masyarakat lebih mencontoh keluarga daripada kebijakan," ujar Chasten Buttigieg, juru kampanye media sosial Pete Buttigieg.

Baca juga: Akankah Kamala Harris Mengenakan Kain Sari di Hari Pelantikan?

Bagi perempuan, kehidupan keluarga di dunia politik sering kali menjadi penting, tetapi juga rumit. Keluarga merupakan cara mengimbangi antara persepsi ketangguhan dan kelembutan.

Profesor komunikasi di University of Michigan, Susan Douglas, menekankan, keibuan dapat melembutkan citra seorang politisi.

Untuk Kamala Harris, kehidupan keluarganya berbeda dari keluarga AS pada umumnya. Hal ini dikarenakan ia dan sang suami berasal dari ras berbeda.

Harris merupakan putri dari seorang imigran keturunan India dan Jamaika. Sementara suaminya, Doug Emhoff, adalah pria keturunan kulit putih.

Kendati demikian, Harris memiliki pandangan tersendiri soal keluarga.

Dalam pidato penerimaan di Konvensi Nasional Demokrat pada Agustus lalu, dia mengatakan bahwa keluarga bukan hanya karena darah, melainkan juga dipilih.

Baca juga: Tom Hanks Akan Jadi Pemandu Acara Pelantikan Joe Biden dan Kamala Harris

Wakil Presiden AS terpilih, Kamala Harris.Elle.com Wakil Presiden AS terpilih, Kamala Harris.

Sementara itu, Elder menganggap terpilihnya Harris menjadi wakil presiden dan kehidupan keluarganya telah menciptakan tradisionalisme baru.

Umumnya masyarakat AS lebih memilih pasangan yang aktif dan terlihat mendukung satu sama lain, tetapi juga tidak mengabaikan perannya masing-masing.

"Meski perempuan sekarang melakukan segalanya, ekspektasi masyarakat sangat tradisional," kata Elder.

Baca juga: Mengapa Pemimpin Perempuan Lebih Sukses Tangani Pandemi?

Dalam kehidupan politik pasangan presiden dan wakil presiden AS, secara tradisional, wanita pertama dan kedua berperan sebagai nyonya rumah.

Tugasnya meliputi mendekorasi liburan, memimpin makan siang, dan mengirimkan resep keluarga ke majalah "Kontes Kue Ibu Negara" setiap tahun.

Dengan terpilihnya Kamala Harris sebagai wakil presiden, peran wanita kedua dikatakan akan menyimpang.

Harris berfokus dengan pekerjaannya sebagai wakil presiden. Sementara suaminya yang telah melepaskan pekerjaan profesionalnya besar kemungkinan Emhoff akan melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh wanita nomor dua di AS.

Menurut Elder, hal ini mungkin saja bisa menimbulkan konflik kepentingan dan dianggap sangat konformis.

“Melihat seorang pria mengambil peran itu rasanya mengejutkan, mendebarkan, dan sedikit membingungkan. Sebab, itu menantang asumsi (nilai tradisional) yang sudah lama dipegang,” katanya.

Walau begitu, keluarga Kamala Harris mengaku sudah siap dengan peran yang akan dijalankan setelah pelantikan.

Situasinya mungkin mengalami perubahan. Namun, keluarga mencoba untuk mempertahankan keadaan normal.

Doug Emhoff akan tetap menjadi “Doug” dan Harris masih menjadi "Momala" bagi anak-anak mereka.

Baca juga: Perjalanan Cinta Kamala Harris dan Suami yang Berawal dari Kencan Buta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com