KOMPAS.com— Melania Trump memilih untuk tidak melakukan tradisi ratusan tahun di Amerika Serikat, yakni ibu negara yang keluar dari Gedung Putih akan mengajak tur penggantinya yang akan tinggal di kediaman resmi Presiden AS tersebut.
"Teh dan tur" adalah tradisi bagi ibu negara yang keluar untuk mengajak penggantinya melihat-lihat ruangan di Gedung Putih dan segala hal yang biasanya menjadi urusan ibu negara.
Putri presiden terpilih Joe Biden, Ashley Biden, sangat menyayangkan Melania Trump yang tidak memberikan tur ke Gedung Putih untuk ibunya, Jill Biden.
"Tidak, mereka tidak melanjutkan protokol tradisional, yang disayangkan, tetapi saya pikir kami semua baik-baik saja dengan itu," kata Ashley Biden dalam wawancara di acara "Today" NBC.
Tradisi ini bukan satu-satunya yang dilanggar oleh pemerintahan Trump. Pasalnya, Trump juga tak menghadiri pelantikan Biden pada Rabu waktu setempat.
Padahal, biasanya presiden dan ibu negara akan menghadiri acara pelantikan presiden baru sebagai simbol peralihan kekuasaan secara damai.
Baca juga: Outfit Mewah Melania Trump di Hari Terakhir Sebagai Ibu Negara
Alih-alih menghadiri pelantikan, Trump justru diperkirakan akan melakukan perjalanan ke resornya di Mar-a-Lago di Florida pada pagi hari pelantikan, di mana dia akan tinggal di sana setelah tak lagi menjadi presiden.
Keputusan Melania untuk tak memberi tur pada ibu negara yang baru juga disayangkan oleh Capricia Marshall, mantan sekretaris sosial Gedung Putih dalam pemerintahan Clinton.
”Nyonya Trump seharusnya mengundang Dr. Biden untuk minum kopi tradisional. Biasanya, dia akan datang dengan pertanyaan, dia akan bertemu dan berbicara dengan koki, staf kediaman penuh waktu dan memiliki kesempatan bagi mereka untuk memecahkan kebekuan. Ini sopan santun, tapi secara logistik sangat membantu. (Sayangnya) Itu tidak terjadi,” ujar Capricia.
Baca juga: Pesan di Balik Busana Serba Ungu Jill Biden Jelang Pelantikan
Kate Andersen Brower, penulis First Women: The Grace and Power of America's Modern First Ladies, mengatakan tak pernah ada ibu negara yang keras kepala seperti Melania.
“Saya pikir dia telah menyalurkan kemarahan suaminya dan jelas tidak tertarik untuk memainkan peran tradisional sebagai ibu negara yang, di saat krisis, berusaha untuk menyatukan dan menenangkan negara,” kata Brower.
Padahal, dalam pidato terakhirnya, Melania memberikan pesan pada masyarakat untuk tetap bersemangat dan tidak membenarkan kekerasan.
“Kita menggunakan setiap kesempatan untuk menunjukkan perhatian kepada orang lain dan membangun kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Melania.
Sayangnya, pidato itu sepertinya tidak diterapkan oleh Melania di Gedung Putih.
Baca juga: Busana Rancangan Desainer Amerika dalam Pelantikan Biden-Harris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.