Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Perubahan Dekorasi yang Dibuat Joe Biden di Ruang Kerja Presiden

Kompas.com - 21/01/2021, 15:08 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Setelah resmi dilantik, Presiden AS Joe Biden langsung melakukan perubahan dekorasi di ruang kerja presiden, Kantor Oval (Oval Office).

Perubahan yang dilakukan hanya dalam beberapa jam itu terbilang dramatis dan secara halus mencerminkan selera serta politik sang pemegang jabatan.

Presiden, keluarga dan stafnya memperhatikan setiap inci ruangan serta cermat memilih karya seni mana yang dipasang, furnitur apa yang perlu ditaruh, hingga apa saja yang harus diletakkan di lemari.

Inilah beberapa hal yang diubah Biden di ruang kerja presiden:

1. Karya seni
Menurut CNN, Biden mengganti potret Andrew Jackson yang tergantung di sebelah kiri meja kerja utama presiden, Resolute Desk, dengan potret Benjamin Franklin yang dibuat oleh pelukis Perancis, Joseph Duplessis.

Seperti karya lainnya yang dipinjamkan ke Gedung Putih, potret tersebut tampaknya juga dipinjam dari Galeri Seni Nasional Lembaga Smithsonian.

Adapun foto Jackson, Presiden ke-7 AS, di meja kerja kantor Oval sangat lekat dengan Presiden ke-45 AS Donald Trump.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com terdahulu, pada November 2017 Trump sempat menuai kritik gara-gara melontarkan ucapan rasis saat menerima pejuang veteran dari suku Indian Navajo.

Adapun Jackson adalah presiden yang menandatangani undang-undang yang akhirnya mengarah pada undang-undang penghapusan suku Indian atau Indian Removal Act, yang kemudian dikenal dengan "Trail of Tears" (Jejak Air Mata).

The Washington Post, media yang pertama kali melihat dekorasi interior baru di kantor Oval, melaporkan bahwa potret Franklin diletakkan berdekatan dengan lemari yang memajang batuan bulan.

Ini diyakini bermaksud untuk mewakili minat besar Biden terhadap sains.

Sementara di atas credenza yang terletak di belakang mejanya ditempatkan patung perunggu Cesar Chavez, aktivis pejuang hak-hak sipil Amerika Latin.

Menurut USA Today, pada 1960-an Chavez mendirikan Serikat Pekerja Tani Bersatu dan memimpin sejumlah gerakan untuk memperbaiki kondisi pekerja pertanian di negara tersebut, dengan menekankan protes tanpa kekerasan.

"Si se puede", nyanyian yang populer selama gerakan Chavez, telah digunakan untuk beragam tujuan progresif lain.

Presiden Barack Obama, yang didampingi oleh Biden selama menjabat Wakil Presiden, meminjam frasanya dan menggunakan padanannya dengan Bahasa Inggris, "Ya, kami bisa", sebagai slogan kampanye presiden 2008 yang cukup sukses.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com