KOMPAS.com - Perawatan dan penghapusan rambut kemaluan adalah perilaku yang cukup umum di kalangan orang dewasa.
Bahkan, menurut sebuah penelitian pada tahun 2015, sebanyak 95 persen peserta telah mencukur rambut kemaluan setidaknya sekali dalam empat minggu.
Menurut penelitian yang sama, 60 persen pria dan 24 persen wanita cenderung lebih memilih pasangan bebas rambut kemaluan.
Baca juga: Pahami Dulu Manfaat Rambut Kemaluan, Sebelum Mencukurnya
Orang-orang mencukur rambut kemaluan tentu memiliki alasan yang berbeda. Beberapa alasan umumnya adalah sebagai berikut.
• Preferensi pribadi
Beberapa orang mungkin lebih suka tampilan dan nuansa tidak memiliki rambut pada kemaluannya.
• Preferensi pasangan
Mungkin ada permintaan tersirat atau eksplisit untuk merawat atau mencukur rambut kemaluan. Namun, mencukur rambut kemaluan harus menjadi pilihan individu.
• Peningkatan kepuasan
Sebuah penelitian pada tahun 2019 menunjukkan korelasi antara praktik mencukur rambut kemaluan dan kepuasan hubungan.
Ditemukan juga, wanita yang melaporkan mencukur rambut kemaluan telah meningkatkan perasaan feminitas.
• Persiapan untuk aktivitas seksual
Mencukur rambut kemaluan mungkin sangat bermanfaat bagi orang yang melakukan seks oral.
• Tekanan sebaya atau sosial
Beberapa orang mungkin mengikuti perawatan yang dilakukan di kalangan masyarakat. Tapi sekali lagi, ini harus menjadi pilihan pribadi.
Menghapus atau mencukur rambut kemaluan adalah pilihan pribadi, yang tentu saja memiliki beberapa risiko.
Baca juga: Menghilangkan Bulu Kemaluan Tanpa Mencukur, Bagaimana Caranya?
Meskipun umumnya mencukur rambut kemaluan itu aman, tetapi ada beberapa efek samping yang harus kita perhatikan, termasuk:
• munculnya rasa gatal
• potongan kecil dari pisau cukur
• berpotensi menimbulkan kelecetan jika menggunakan pisau cukur atau gunting
• luka bakar dari penghilang rambut berbahan kimia
• timbulnya ruam
• infeksi
Kendati demikian, cedera saat mencukur rambut kemaluan itu umum terjadi.
Satu survei tahun 2017 menemukan, 25,6 persen orang yang merawat daerah intim mengalami cedera selama atau setelah mencukur rambut.
Ini juga menjadi bukti terbatas, bahwa mencukur rambut kemaluan dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS).
Baca juga: Ketahuilah, 5 Risiko Mencabut Rambut Kemaluan
Meski begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah mencukur rambut kemaluan meningkatkan risiko IMS atau tidak.
Cara mencukur rambut kemaluan
Ada beberapa metode sederhana yang dapat dicoba untuk mencukur rambut kemaluan di rumah.
Namun, kita perlu berhati-hati dengan metode apa pun yang dipilih untuk membantu mencegah cedera.
Beberapa cara untuk menghilangkan rambut di rumah antara lain seperti ini.
• Mencukur dengan alat
Cara ini dapat menghilangkan rambut kemaluan dalam sekejap, tetapi dapat menyebabkan lecet, gatal, atau ruam.
• Waxing
Cara menghilangkan rambut kemaluan dengan waxing sangat menyakitkan dan dapat mengakibatkan pendarahan, serta iritasi.
• Menggunakan bahan kimia
Krim depilatory dapat menghilangkan rambut kemaluan, tetapi kulit sensitif dapat terbakar atau bereaksi buruk terhadap bahan kimia.
• Pemangkasan
Kita dapat menggunakan gunting atau alat cukur listrik untuk memangkas dan merawat rambut kemaluan.
Mencukur rambut kemaluan atau tidak adalah keputusan pribadi.
Baca juga: Tips Aman Mencukur Rambut Kemaluan bagi Wanita
Tekanan sosial dari pasangan, teman atau orang terdekat memang dapat memengaruhi keputusan tersebut. Namun, ini harus menjadi pilihan pribadi.
Beberapa orang mungkin lebih suka menghapus rambut kemaluan karena itu membuat diri mereka merasa lebih baik.
Orang lain mungkin menghapusnya agar merasa lebih menarik bagi pasangan. Tetapi, penting untuk mendiskusikan hal ini dengan pasangan.
Pada akhirnya, kita harus menentukan bagaimana perasaan kita saat mengambil sebuah keputusan dan melakukan apa yang membuat kita merasa bahagia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.