Oleh: Claudia Fiscarina, Naomi Soetikno, dan Rita Markus Idulfilastri
SAAT INI Indonesia sedang menghadapi pandemik Covid-19 dan telah diketahui bersama bahwa pemerintah berupaya melakukan upaya penanganan dan pencegahan penyebarannya dengan melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada masyarakat.
Salah satu upaya tersebut dengan menghimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah dan kegiatan belajar dilakukan dari rumah. Pada upaya ini, pihak sekolah menerapkan metode pembelajaran berbasis internet.
Tidak dapat dimungkiri bahwa diperlukan perangkat gadget seperti laptop dan smartphone untuk anak selama mengikuti proses pembelajaran secara daring.
Akan tetapi, remaja kerap kali menggunakan gadget tidak hanya untuk mengakses pelajaran, melainkan juga mengakses berbagai aplikasi lain, terutama online game.
Secara tidak disadari, banyak remaja yang sering mengakses online game menunjukkan indikasi kecanduan bermain yang patut diwaspadai oleh orangtua.
Verizon (CNN Indonesia, 2020) mengungkapkan, pemain online game selama pandemi Covid-19 meningkat hingga 75 persen.
Remaja merupakan tahapan perkembangan yang memiliki ciri salah satunya adanya meningkatnya kebutuhan bersosialisasi dengan teman sebaya.
Sosialisasi di masa pandemi ini rupanya bisa diisi dengan bermain online game yang di dalamnya ada peluang menggunakan kolom chatting untuk berbincang-bincang dengan rekan bermainnya.
Tidak heran bila penggunaan online game menjadi meningkat pesat. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 86 persen anak menjadi banyak menghabiskan waktu untuk bermain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.