Di sisi lain, jika pemain terlalu asyik bermain, secara tidak sadar pemain akan menunjukkan gejala kecanduan bermain (Wu & Scott, 2013).
Yee (2002) mendefinisikan kecanduan bermain sebagai perilaku berulang yang dapat merusak diri sendiri dan sulit untuk diakhiri.
Adapun karakteristik kecanduan bermain meliputi masalah psikologis, masalah pada perilaku sosial seperti menarik diri, serta pemain tetap melanjutkan bermain meskipun ada konsekuensi negatif seperti kehilangan pekerjaan, berbohong dan kehilangan minat dalam aktivitas lain (Young, 2009).
Charlton dan Danforth (2007) mengatakan bahwa jika individu dengan kecanduan berhenti bermain, individu akan mengalami emosi yang tidak menyenangkan dan fisik yang tidak nyaman.
Mengkaji lebih jauh mengenai kecanduan bermain online game dapat dilihat berdasarkan pada DSM V (2013) yang menunjukkan bahwa terdapat delapan indikasi seseorang mengalami kecanduan bermain, yaitu:
Dari delapan indikasi yang diuraikan di atas, ada dua indikasi utama yang terlihat pada individu dengan kecanduan bermain.
Pertama, kegiatan bermain menjadi kegiatan yang sangat penting bagi kehidupan seseorang, menguasai pola pikir (keasyikan bermain dan distorsi kognitif), perasaan (mengidamkan permainan) dan perilaku (kemunduran perilaku sosial).
Walaupun individu tidak sedang bermain, ia akan memikirkan pola bermainnya untuk ke depannya.
Kedua, terjadi proses peningkatan intensitas bermain untuk mendapatkan dampak perubahan emosi. Umumnya individu menghabiskan intensitas waktu tertentu dalam bermain video game maupun internet.
Untuk dapat mengatasi kecanduan bermain, perlu perhatian lebih kepada remaja agar dapat melakukan hal-hal seperti berikut.
Claudia Fiscarina, SPsi
Mahasiswa S2 Program Studi Profesi Psikologi Universitas Tarumanagara
Dr Naomi Soetikno, MPd, Psikolog
Dosen S2 Program Studi Profesi Psikologi Universitas Tarumanagara
Dr Ir Rita Idulfilastri, MPsiT
Dosen S2 Program Studi Magister Psikologi Universitas Tarumanagara