Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Perilaku Keliru Anak-anak yang Tak Boleh Diabaikan

Kompas.com - 25/01/2021, 22:44 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

Ketika dinamika ini hadir, Banta mengatakan anak yang patuh mungkin juga dapat membuat perselisihan dengan saudaranya yang keras kepala.

"Anak yang keras kepala memiliki respons besar terhadap hal ini. Orangtua sering mengatasi respons anak yang keras kepala dan membuat anak yang patuh luput dari perhatian," katanya.

"Misalnya, anak yang patuh mengambil mainan anak yang keras kepala. Lalu, anak yang keras kepala tersebut menanggapinya dengan memukul anak yang patuh," sambung dia.

Biasanya, orangtua memarahi anak yang keras kepala dan memaksanya untuk meminta maaf, tapi lupa mengatasi anak patuh yang telah merampas mainan.

Menurut Banta, akar penyebabnya di sini adalah perhatian. Jadi, selalu pastikan semua anak mendapatkan perhatian yang sama.

Mengatasi perilaku ini lebih awal tidak hanya akan mengurangi persaingan saudara kandung, tetapi juga mengajarkan untuk tidak membuat perselisihan dalam mendapatkan perhatian.

4. Ketidaksabaran

Pada anak-anak kecil, ketidaksabaran mungkin dipandang sebagai hal yang wajar.

Tetapi, dokter anak Harvey Karp, MD, yang merupakan pendiri Happiest Baby mengatakan, itu tidak berarti kita harus mengabaikannya.

Ketidaksabaran dapat tumbuh menjadi perilaku impulsif, kurangnya disiplin diri, dan masalah sosial seperti menolak untuk berbagi di taman bermain.

Karp merekomendasikan, agar orangtua mempraktikkan "pelatihan kesabaran" untuk menanggapi tuntutan anak, baru kemudian memberikan yang diinginkan.

Sebagai contoh, anak kita yang berusia dua tahun meminta camilan ketika kita sedang membuat makan malam.

Alih-alih langsung memberikan camilan, berhentilah sejenak dan katakan kepadanya untuk menunggu.

Selanjutnya, berpalinglah dan berpura-pura sibuk dengan sesuatu yang lain. Akhirnya, berikan camilan dan puji dia karena sudah mau menunggu.

"Menunggu sedikit dan kemudian memberikan apa yang diinginkan oleh anak-anak mengajarkan mereka, bahwa menunggu tidaklah sulit," terangnya.

"Ditambah lagi, hal itu mengajarkan anak-anak supaya dapat mengandalkan ibu atau ayah untuk menepati janjinya," lanjut dia.

Baca juga: 6 Tips untuk Orangtua Agar Tetap Sabar Dampingi Anak Saat Belajar

5. Memukul atau menggigit

Anak-anak hampir tidak memiliki kontrol impuls, sehingga mereka mudah sekali untuk memukul atau menggigit anak lain.

Ini adalah contoh yang tidak baik karena membiarkan seorang anak tumbuh dengan sesuatu yang bisa menjadi masalah yang jauh lebih besar di masa mendatang.

Tentu saja, mengabaikan perilaku anak-anak yang suka memukul atau menggigit dapat memiliki konsekuensi fisik negatif dan kita harus menghentikannya segera.

Seorang pakar perkembangan anak, Laura Froyen, PhD, mengungkapkan, jika kita mengabaikan perilaku ini, maka anak-anak bisa melukai orang lain dan menciptakan sifat agresi.

Perlu diingat, otak anak-anak kecil sedang dibangun dalam setiap pengalaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com