Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selebgram Juga Manusia, Citra Couple Goals Bukan Jaminan Hubungan Langgeng

Kompas.com - 04/02/2021, 08:34 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kabar perceraian selebgram Rachel Vennya dan suaminya, Niko Al Hakim cukup membuat banyak orang terkejut.

Pasalnya, pasangan yang telah membina hubungan rumah tangga sejak tahun 2017 itu tampak harmonis di media sosial dan jauh dari perselisihan.

Bahkan, mereka sering dijadikan contoh berumahtangga bagi pasangan muda lainnya, yang dikenal sebagai couple goals.

Namun sayangnya, label couple goals nyatanya tidak menjadi jaminan rumah tangga mereka akan baik-baik saja dan langgeng.

Baca juga: 6 Alasan Utama Pasangan Memutuskan Bercerai

Psikolog Meity Arianty STP., M. Psi mengatakan, bahwa beban moral selebriti, selegram, atau artis jauh lebih besar dibandingkan masyarakat biasa.

Semua perilaku akan dilihat dan diikuti, sehingga hal tersebut memaksa mereka untuk selalu memberikan citra yang positif ke masyarakat.

"Mereka pasti punya masalah dan beban dalam hidup atau rumah tangganya yang hanya mereka saja yang mengetahuinya," katanya saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (3/2/2021).

"Masyarakat harus belajar untuk tidak mempercayai apa yang tampak, apalagi di media sosial, di mana sebagian besar orang hanya menunjukkan sesuatu yang menyenangkan dan indah," sambung dia.

Menurut Meity, masalah yang terjadi pada hubungan selebgram itu adalah hal yang biasa terjadi pada semua orang.

Baca juga: Pasangan Selingkuh, Perlukah Beri Kesempatan Kedua?

Sementara itu, kasus perceraian yang menimpa Rachel Vennya ini juga membawa dampak psikologis bagi para fansnya karena mereka jadi takut untuk menikah.

Lantas Meity pun mengimbau, agar para fans juga harus lebih realistis, memuja sesuatu berdasarkan logika, dan jangan main perasaan. Apalagi sampai mengidolakan sesuatu secara membabi buta.

"Fans yang akhirnya takut menikah karena selebgram pujaannya bercerai harus disadarkan bahwa idola mereka itu manusia biasa dan tidak boleh terpengaruh pada hidup selegram itu," terangnya.

"Karena semua yang ditampilkan di media sosial belum tentu sama dengan kenyataannya. Jadi mengidolakan sesuatu juga pakai logika," imbuh dia.

Baca juga: Kiat Menghindari Konten Toksik di Medsos, Log Out hingga Meditasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com