Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Bahaya, Kenali Gejala Vertigo dan Penyebabnya

Kompas.com - 08/02/2021, 09:58 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Vertigo adalah pusing yang menimbulkan sensasi seperti sekeliling kita bergerak atau berputar-putar.

Menurut Medical News Today, meski umumnya vertigo terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas, namun kondisi ini juga bisa terjadi di semua usia.

Vertigo bisa bersifat sementara atau jangka panjang, dan terjadi ketika ada masalah dengan telinga bagian dalam, otak atau jalur saraf sensorik.

Kondisi ini biasanya dipicu oleh perubahan posisi kepala. Menurut WebMD, orang-orang yang pernah mengalami vertigo mendeskripsikan gejalanya sebagai berikut:

  • Berputar.
  • Miring.
  • Sekitar seperti bergoyang.
  • Tidak seimbang.
  • Seperti tertarik ke satu arah.

Gejala lain yang mungkin muncul bersama dengan vertigo, antara lain:

  • Masalah keseimbangan.
  • Pusing.
  • Perasaan seperti mabuk perjalanan.
  • Mual dan muntah.
  • Denging di telinga, disebut tinnitus.
  • Perasaan penuh di telinga sakit.
  • Sakit kepala.
  • Nistagmus, di mana mata bergerak tak terkendali, biasanya dari sisi ke sisi satunya.

Baca juga: Sakit Kepala dan Vertigo, Apa Bedanya?

Beberapa penyebab umum vertigo, antara lain:
1. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV)
Menurut Healthline, ini adalah penyebab paling umum dari vertigo dan menciptakan sensasi singkat yang intens bahwa dunia sekeliling kita seolah berputar atau bergerak.

Kondisi ini dipicu oleh perubahan cepat pada gerakan kepala, seperti pukulan di kepala.

Tanda dan gejala BPPB bisa hilang-timbul, namun gejalanya pada umumnya bertahan kurang dari satu menit.

2. Infeksi
Infeksi virus pada saraf vestibular, yang disebut neuritis vestibular, juga dapat menyebabkan vertigo yang konstan dan intens.

3. Penyakit meniere
Ketika cairan berlebih menumpuk di telinga bagian dalam, kondisi itu bisa memicu vertigo mendadak yang berlangsung selama beberapa jam.

Vertigo pada kasus ini bisa bertahan lebih dari 20 menit.

4. Migrain
Vertigo akibat migrain dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam.

Bisakah stres memicu vertigo?
Menurut Dimitar Marinov, MD, PhD kepada Healthline, stres bisa memperburuk kondisi vertigo, namun tidak akan menimbulkan kondisi tersebut sendiri.

Meski begitu, stres parah bisa meningkatkan risiko stroke, yang bisa memicu vertigo.

Siapa pun dapat mengembangkan gejala vertigo, tetapi faktor risiko tertentu dapat meningkatkan peluang mengalami kondisi ini, beberapa di antaranya menurut Everyday Health:

  • Berusia di atas 50 tahun.
  • Wanita.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, terutama antidepresan atau antipsikotik.
  • Memiliki kondisi medis yang memengaruhi keseimbangan atau telinga.
  • Mengalami vertigo sebelumnya.
  • Memiliki anggota keluarga yang menderita vertigo.
  • Mengalami infeksi telinga bagian dalam.
  • Mengalami stres tingkat tinggi.
  • Minum alkohol.

Baca juga: Kapan Keluhan Sakit Kepala Perlu Diperiksakan ke Dokter?

Pengobatan
Pengobatan vertigo bergantung pada pemicunya.

Pada banyak kasus, vertigo bisa hilang sendiri tanpa pengobatan khusus.

Penyebabnya, setidaknya sebagian dari otak kita bisa beradaptasi dengan perubahan telinga bagian dalam dan mengandalkan mekanisme lain untuk menjaga keseimbangan.

Untuk meredakan gejala, terapi rehabilitasi vestibular serta obat-obatan, seperti meclizine, terbukti efektif.

Namun, pada beberapa kasus, penderita vertigo mungkin memerlukan operasi.

Jika vertigo disebabkan oleh masalah mendasar yang lebih serius, seperti tumor atau cedera pada otak atau leher, pengobatan untuk masalah tersebut dapat membantu meringankan vertigo yang dirasakan.

Sebagai langkah penanganan awal, suplementasi dengan gingko biloba, melatonin untuk meningkatkan kualitas tidur, serta melakukan berbagai gerakan olahraga dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan akibat vertigo.

Namun, jika kamu memiliki vertigo yang parah, cara terbaik adalah mencari bantuan fisioterapis berpengalaman daripada melakukannya sendiri.

Sementara itu, minyak esensial seperti peppermint dan lemon balm oil paling banyak digunakan untuk meredakan gejala vertigo.

Kamu bisa menggunakannya dengan cara meneteskan minyak esensial pada kapas atau tisu kemudian menghirupnya.

Baca juga: Mari, Kenali dan Bedakan Jenis Sakit Kepala

Pada akhirnya, vertigo pada beberapa kasus memerlukan didiagnosis secara klinis dengan riwayat menyeluruh dan pemeriksaan klinis.

Tes dan observasi klinis tertentu dapat membantu untuk mengenali vertigo yang diderita seseorang.

Pada kesempatan tertentu, pengujian tambahan, seperti pencitraan atau tes sistem pendengaran (pendengaran) atau vestibular (keseimbangan) juga mungkin direkomendasikan.

Vertigo dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya.

Jika kejadiannya sering atau parah, kondisi ini mungkin mengganggu ketika beraktivitas, seperti bekerja, mengemudi atau melakukan tugas lainnya.

Biasanya, penderita vertigo persisten disarankan untuk tidak mengemudi atau mengoperasikan mesin karena aktivitas ini dapat membahayakan individu dan orang lain.

Vertigo juga dapat menyebabkan seseorang terjatuh, yang dapat menyebabkan cedera serius.

Namun, kasus jatuh karena vertigo lebih menjadi perhatian khusus ada orang tua penderita vertigo karena lebih rentan terhadap patah tulang dan komplikasi lainnya.

Kamu mungkin memerlukan kunjungan ke dokter atau mencari pertolongan medis darurat jika mengalami pusing yang disertai hal-hal berikut:

  • Sakit kepala baru, berbeda atau parah.
  • Kehilangan fungsi pendengaran.
  • Penglihatan ganda atau kehilangan penglihatan.
  • Demam.
  • Kesulitan berbicara.
  • Kelemahan tungkai.
  • Hilang kesadaran.
  • Mati rasa atau kesemutan.
  • Kesulitan berjalan.
  • Kehilangan koordinasi.
  • Ketidakmampuan untuk menahan makanan, atau terus menerus muntah.

Baca juga: Ketahui, Ini 9 Penyebab Sakit Kepala Saat Bangun Pagi

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com