Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2021, 12:05 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber LifeHack

KOMPAS.com - Dalam proses penurunan berat badan, salah satu hal yang sering gagal dilakukan adalah mengendalikan nafsu makan. Walau baru makan, tapi tak sampai satu jam perut sudah terasa lapar lagi.

Jika rasa lapar ini selalu dituruti, tak heran jika berat badan sulit turun, bahkan berujung pada obesitas, yang membahayakan tubuh kita.

Pada umumnya, kesulitan mengendalikan nafsu makan dapat dipicu oleh kebiasaan sehari-hari, seperti makan terlalu cepat, rasa stres dan bosan, atau makan sembari melakukan aktivitas lain.

Baca juga: 17 Cara Kurangi Nafsu Makan Berlebih untuk Turunkan Berat Badan

Nafsu makan dapat dikendalikan dengan mengonsumsi tiga suplemen, yaitu:

1. Probiotik

Usus adalah rumah bagi jutaan hingga miliaran mikroba yang berperan penting dalam kesehatan secara keseluruhan.

Beberapa dari mikroba yang ada di dalam tubuh terbukti memiliki cara untuk memberi tahu otak ketika mikroba tersebut sudah menerima nutrisi dalam jumlah cukup.

Sinyal pada otak juga memiliki peran penting dalam menghidupkan atau mematikan rasa lapar.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 125 pria dan wanita dengan kelebihan berat badan, setengah dari peserta diberi suplemen probiotik harian yang mengandung Lactobacillus rhamnosus. Sedangkan, setengah peserta lainnya diberi plasebo.

Baca juga: Probiotik Membantu Mengusir Sedih dan Gejala Depresi

Seluruh peserta menjalani program penurunan berat badan selama 12 minggu, dilanjutkan dengan program pemeliharaan 12 minggu.

Hasilnya, wanita yang mengonsumsi suplemen probiotik menunjukkan penurunan berat badan rata-rata 4,4 kg, sedangkan wanita yang mendapat plasebo hanya kehilangan berat badan 2,6 kg.

Ilustrasi makan di restoran prasmanan. SHUTTERSTOCK/RAWPIXEL.COM Ilustrasi makan di restoran prasmanan.

2. Gymnema sylvestre

Gymnema adalah herbal yang membantu menghalangi kemampuan lidah untuk mengenali rasa manis.

Asam gymnemik menghalangi reseptor gula di lidah, mencegah kita menikmati makanan yang manis. Singkatnya, kita jadi tak lagi menikmati rasa manis.

Gymnema juga ditemukan mampu merangsang produksi insulin di pankreas, yang mendorong regenerasi sel penghasil insulin. Produksi insulin yang lebih baik menandakan kadar gula darah kita tetap stabil, mengurangi keinginan mengidam gula yang dapat menyebabkan makan berlebihan.

Baca juga: Memahami Hubungan Gula Darah dan Insulin

3. Ekstrak teh hijau

Salah satu polifenol utama dalam ekstrak teh hijau adalah epigallocatechin gallate (EGCG).

EGCG terbukti meningkatkan oksidasi lemak dan meningkatkan pengeluaran energi, sekaligus membantu mengendalikan nafsu makan.

Saat diberikan kepada pasien yang kelebihan berat badan, EGCG dapat menunda pengosongan lambung atau waktu yang dibutuhkan makanan untuk keluar dari perut.

Para pasien yang menggunakan EGCG dari teh hijau juga melaporkan rasa kenyang lebih besar 90 menit setelah makan.

Temuan itu menunjukkan, EGCG dapat membantu mencegah kita makan berlebihan dengan membuat kita merasa kenyang dan puas lebih lama.

Baca juga: Kurang Tidur Picu Nafsu Makan Berlebih, Benarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber LifeHack
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com