Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/02/2021, 18:00 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Hublot adalah merek jam tangan yang dikenal sering menggunakan material unik dan tidak biasa. Beberapa produk yang dirilis menggunakan bahan safir, keramik, campuran keramik dengan karbon, dan bahan lain.

Merek tersebut menyebutnya sebagai "Art Fusion" atau seni menggabungkan bahan untuk dipakai dalam jam tangan buatannya. Namun pencapaian Art Fusion yang paling fenomenal terlihat pada bahan yang disebut Magic Gold.

Magic Gold adalah bahan yang merupakan perpaduan emas murni dengan keramik. Pada umumnya jam tangan emas terbuat dari emas 18 karat, karena emas 24 karat terlalu lunak untuk dibuat sebagai jam tangan.

Emas 18 karat merupakan campuran emas murni dengan logam lain seperti tembaga dan nikel. Logam ini dipilih karena tidak hanya membuat emas lebih kuat, tetapi juga mengubah warna emas menjadi emas rose (merah) dan emas putih.

Nah yang dilakukan Hublot sungguh berbeda, karena merek ini mencampurkan emas murni dengan keramik, sehingga menghasilkan tampilan mewah emas, namun memiliki kekuatan tahan gores dari keramik.

Baca juga: Jam Tangan Berbahan Safir Jingga Pertama di Dunia dari Hublot

Bagian belakang Hublot Big Bang MP-11 MagicGold rs.solutions Bagian belakang Hublot Big Bang MP-11 MagicGold
Sebenarnya emas 18 karat saja sudah cukup untuk membuat jam tangan kuat bertahan selama beberapa dekade. Namun bahan ini memang lebih rentan terhadap goresan dibanding stainless steel.

Sebagai perbandingan, emas 18 karat memiliki kekerasan sekitar 140 pada skala kekerasan Vickers, yaitu skala yang mengukur ketahanan suatu bahan terhadap alat gores berujung berlian.

Sedangkan stainless steel 316L, yang biasa digunakan untuk casing jam tangan kekerasannya sekitar 150-200 Vickers. Sementara Magic Gold yang dibuat Hublot mencapai kekerasan sekitar 1.000 dalam skala Vickers!

Ketangguhannya yang luar biasa ini diperoleh berkat komposisinya. Untuk membuat Magic Gold, Hublot memakai bubuk keramik (boron nitrida) yang ditekan dalam cetakan. Bentuk yang dihasilkan kemudian ditempatkan dalam tungku bersuhu sekitar 2.200 Celsius.

Panas yang tinggi akan menyatukan partikel keramik tetapi meninggalkan bagian dalam berpori. Dalam fase ini, emas cair kemudian dimasukkan dalam material dengan tekanan yang sangat tinggi. Hasilnya adalah komposit yang masih memiliki kandungan emas cukup untuk disebut emas 18k.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com