Uang tesebut dia pakai untuk membeli beberapa meter bahan kain hijab. Pelan namun pasti, bisnis yang dijalankan secara online dan offline ini terus berkembang.
“Lama-lama gak sanggup jahit sendiri. Dulu aku jahit 50 pieces per hari. Tapi permintaannya terus meningkat hingga 200 per hari. Akhirnya nambah pegawai dua orang,” tutur dia.
Dari dua pegawai, terus bertambah menjadi 10-20 orang. Hingga akhirnya mereka harus mengontrak tempat untuk produksi.
Tahun 2015, cobaan datang. Pasangan suami istri ini tergoda untuk membangun rumah dari uang pinjaman bank, padahal usahanya baru saja berkembang.
Akhirnya usaha mereka jatuh dan mulai dari nol lagi pada 2015. Selain jatuh, produk mereka sempat dijiplak habis-habisan.
Baca juga: Memilih Hijab Motif Agar Muka Tak Tampak Tua
Beruntung, tak perlu waktu lama untuk mengembalikan keadaan. Bahkan bisnis keduanya terus melejit, dan kini mereka memiliki konveksi sendiri dengan 100 an karyawan.
Penjualannya pun terbilang fantastis, bisa mencapai 40.000 paket per hari. Bahkan pada saat-saat tertentu seperti Lebaran, mereka bisa menjual 10.000 pieces sehari.
Itulah mengapa, saat ini mereka tengah gencar-gencarnya berproduksi untuk memenuhi kebutuhan hijab di hari Lebaran nanti.
Selain hijab, Koyu Hijab pun mengembangkan bisnis lain. Kini mereka memproduksi tas, sepatu, dan produk fashion lainnya.
Ibu dari tiga anak ini menceritakan sedikit strategi bisnis yang dijalankannya. Reni sudah memasarkan produknya secara online sejak awal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.