Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/02/2021, 11:19 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Suara alarm berdering keras. Jarum jam masih menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

Namun, perlahan Reni bangun. Dia beranjak ke toilet, sebelum kemudian duduk di depan mesin jahit di salah satu ruangan berukuran 3x3 meter di rumahnya.

Pemilik nama lengkap Reni Afriyanti itu lalu mulai menjahit kerudung, bisnis barunya.

Sedangkan sang suami, Irvan Sofian, ikut menemani. Irvan biasanya bertugas sebagai operator yang memperbaiki jika ada kerusakan pada mesin.

Baca juga: Mengenal Jenis Bahan Hijab dan Cara Perawatannya

Sekitar pukul 03.00 dini hari, Reni dan Irvan mulai mengemas produk kerudung yang dihasilkan, dan sejam kemudian beranjak ke gerai ekspedisi untuk mengirimkannya.

Sesampainya kembali di rumah, mereka beristirahat sebentar, sebelum kemudian pergi ke kantor masing-masing pada sekitar pukul 06.00, dan kembali ke rumah di sore hari. 

“Itu perjuangan kami di awal kami membangun Koyu Hijab tahun 2014. Seolah tidak ada rasa capek, kami tidur hanya 4-5 jam tiap hari,” ujar Reni saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/2/2021).

Saat itu, Reni dan Irvan sama-sama masih bekerja, sehingga harus membagi waktu dengan usaha sampingan mereka itu. Sekitar dua tahunan mereka menjalankan kehidupan seperti itu.

Modal Rp 500.000

“Kami sudah terbiasa berbisnis. Bisnis Koyu Hijab ini pun muncul begitu saja dengan modal Rp 500.000,” tutur perempuan kelahiran Bandung, 14 April 1988 ini.

Uang tesebut dia pakai untuk membeli beberapa meter bahan kain hijab. Pelan namun pasti, bisnis yang dijalankan secara online dan offline ini terus berkembang.

“Lama-lama gak sanggup jahit sendiri. Dulu aku jahit 50 pieces per hari. Tapi permintaannya terus meningkat hingga 200 per hari. Akhirnya nambah pegawai dua orang,” tutur dia.

Dari dua pegawai, terus bertambah menjadi 10-20 orang. Hingga akhirnya mereka harus mengontrak tempat untuk produksi.

Tahun 2015, cobaan datang. Pasangan suami istri ini tergoda untuk membangun rumah dari uang pinjaman bank, padahal usahanya baru saja berkembang.

Akhirnya usaha mereka jatuh dan mulai dari nol lagi pada 2015. Selain jatuh, produk mereka sempat dijiplak habis-habisan.

Baca juga: Memilih Hijab Motif Agar Muka Tak Tampak Tua

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com