KOMPAS.com - Mungkin kita membayangkan, menjadi seorang atlet kadang dipenuhi dengan "siksaan".
Mereka harus bangun setiap pagi untuk berolahraga, dan tidur lebih awal. Pola makan pun diatur sedemikian ketat.
Terlepas dari pandangan itu, setidaknya kita dapat mencontoh aturan makan atau pola makan yang biasa diterapkan atlet profesional, demi kesehatan tubuh.
Baca juga: 7 Tips Pola Makan agar Jantung Tetap Sehat
Nutrition coach Dr Mike Molloy sudah banyak bekerja sama dengan berbagai atlet profesional, mulai dari atlet angkat besi hingga peselancar.
Molloy membantu para atlet menjaga asupan nutrisi agar mereka bisa mengeluarkan performa maksimal saat berlomba atau pun bertanding, namun sekaligus menikmati gaya hidupnya.
Ada tiga aturan dasar yang sebenarnya sederhana, terkait pola makan yang diterapkan para atlet, dan bisa menjadi contoh bagi kita untuk lebih peduli terhadap kesehatan. Apa saja ya?
Banyak orang mengira atlet profesional mengonsumsi semua jenis suplemen dan mengikuti aturan makanan tertentu, namun faktanya tidaklah demikian.
Rata-rata atlet berfokus melakukan hal sederhana, seperti mengonsumsi makanan berkualitas tinggi, diet seimbang, memenuhi kebutuhan protein, serta tetap terhidrasi dengan minum air putih.
"Tidak semua atlet profesional mempunyai koki pribadi untuk memasak makanan secara khusus," kata Molloy.
Baca juga: Jangan Campur Diet Mediterania dengan Pola Makan Barat, Kenapa?
Alih-alih memiliki koki profesional, seorang atlet biasanya melengkapi olahraga dengan membatasi makanan olahan, meminum banyak air putih, serta tidur nyenyak.
"Tidur dan menghidrasi tubuh mungkin bersinggungan dengan nutrisi, tetapi keduanya sangat penting untuk mendorong perilaku nutrisi yang baik," ujar Molloy.
Perbedaan utama antara atlet dan orang biasa adalah mata pencarian atlet profesional bergantung pada performa fisik mereka.
Nah, kita yang bukan atlet sekali pun dapat melakukan pendekatan dengan cara yang sama seperti atlet profesional untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat.
Para atlet makan untuk performa fisik mereka, bukan mementingkan estetika.
"Mereka tidak berpikir 'bagaimana saya bisa menjadi lebih ringan dan lebih ramping?' mereka fokus untuk hidup mereka, yang didorong oleh performa," kata Molloy.
Baca juga: 7 Tips Mencegah Sakit Mag lewat Perubahan Pola Makan
"Pola pikir seperti ini tidak berdasarkan batasan, namun berorientasi pada tujuan."
"Bukan 'bagaimana saya bisa makan sesedikit mungkin?' tetapi 'bagaimana saya bisa makan dalam jumlah yang tepat untuk bahan bakar latihan, sehingga berenergi sepanjang hari, tidak lesu, dan tidak kelaparan?'"
Molloy akan meminta kliennya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi beberapa minggu sebelum kliennya mengikuti kompetisi.
Namun di luar waktu kompetisi, para atlet juga mengonsumsi makanan olahan dan cepat saji.
Intinya, atlet profesional tidak selalu mengidam makanan manis atau olahan, tidak merasa bersalah usai mengonsumsi makanan yang tidak menyehatkan, dan bisa membuat batasan.
"Bukan berarti para atlet tidak pernah keluar untuk makan malam atau tidak pernah makan cokelat, kita hanya memasukkannya ke dalam rutinitas mereka," sebut Molloy.
"Sebagai atlet, ini bukan tentang menjadi orang yang sempurna," tegas dia.
"Mungkin dua bulan sebelum masa kompetisi, kami mulai mengubah pola makan. Misalnya, es krim diganti dengan nasi putih atau gandum."
Baca juga: Jaga Pola Makan, Kunci Hindari Gangguan Pencernaan
Pendekatan yang diambil Molloy dan para atlet profesional adalah membuat rencana jangka panjang yang berhasil untuk hidup mereka.
"Jika atlet melakukan ini dan masih mampu menampilkan yang terbaik dan berlatih sebaik mungkin, itu juga sama bagi kebanyakan orang " tutur Molloy.
"Ini bukan tentang kesempurnaan, namun tentang proses," ulang dia lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.