Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2021, 11:10 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Sekitar 70 persen orang dengan gangguan stres dan cemas ternyata punya kebiasaan mengertakkan gigi. Namun, mayoritas orang tidak menyadarinya jika selama tidur giginya saling beradu dengan keras.

Istilah medis untuk kebiasaan mengertakkan gigi adalah bruxism. Dalam kondisi ini seseorang juga mengatupkan rahang dengan sangat erat. Kebiasaan mengertakkan gigi dapat merusak gigi.

"Di saat seseorang mengertakkan gigi, maka dia seperti mengerahkan kekuatan maksimum 120 persen, dari kekuatan yang biasanya digunakan untuk aktivitas lain seperti makan," kata Milad Shadrooh, dokter gigi di Chequers Dental Surgery.

Baca juga: Sering Menggertakkan Gigi Saat Tidur, Apa Sebabnya?

Tanda orang suka mengertakkan gigi

Walau orang yang mengalami tidak menyadari kebiasannya, tapi dokter gigi dapat dengan mudah mengenalinya. 

"Pada pasien, otot rahang hipertrofik yang membesar sering dijadikan indikator. Itu artinya, rahang memiliki bentuk yang lebih persegi daripada seharusnya," ujarnya.

Untuk referensi bentuk wajah dengan rahang yang membesar, Shadrooh mencontohkan aktor Hollywood Brad Pitt.

Ditambahkan Shadrooh, saat kita mengertakkan gigi, pada dasarnya kita melatih otot rahang, sehingga menjadi lebih besar.

"Menariknya jika Anda melihat pebalap F1, hal ini sering terjadi. Saat berada di lintasan mereka sering mengatupkan rahang, dan seiring waktu mereka mengembangkan rahang berbentuk persegi dengan lebih jelas," tuturnya.

Baca juga: Kebiasaan Ngedot Bikin Gigi Anak Tonggos, Benarkah?

Tanda-tanda internal dari orang yang suka mengertakkan gigi mencakup keausan di gigi taring, gigi seri sering terkelupas, atau menjadi rata.

Tanda lainnya adalah fraktur gigi, yang umum terjadi pada gigi yang memiliki tambalan, karena mengertakkan gigi menyebabkan kerusakan kecil pada gigi yang rapuh.

Ilustrasi dokter gigi melakukan prosedur perawatan gigi pada pasien menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penularan virus corona penyebab Covid-19.SHUTTERSTOCK/antoniodiaz Ilustrasi dokter gigi melakukan prosedur perawatan gigi pada pasien menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penularan virus corona penyebab Covid-19.

Lapisan pada gigi yang disebut enamel juga dapat menunjukkan jika pasien seringmengertakkan  gigi, dan akan ada bekas gigi atau lekukan di bagian pipi pasien.

"Mengertakkan gigi tidak hanya memicu gigi sensitif dan nyeri rahang, tetapi juga migrain, sakit kepala karena tegang, dan nyeri bahu. Singkatnya, ini tidak menyenangkan," jelas Shadrooh.

Baca juga: Jangan Biarkan Gigi Sensitif Berlarut, Apa Alasannya?

Biasa terjadi di malam hari

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com