"Kamu mungkin tidak pernah berpikir kalau ada pertemanan di dasarkan pada status hubungan mereka," kata Greene.
"Tetapi, sering kali, teman lajang kamu, setelah kamu menikah, merasa seolah-olah tidak memiliki banyak kesamaan dengan kamu."
Kondisi ini bisa sangat sulit terutama bagi pasangan yang menikah muda, karena banyak dari teman mereka mungkin masih lajang.
Tiba-tiba, lingkaran dalam mereka telah menutup secara signifikan, dan mereka mungkin mendapati diri mereka tidak mempunyai banyak pilihan
Menikah seharusnya menjadi hubungan yang paling akhir dari segalanya. Lakukan sekali, dan selesai.
Jadi, ketika pasangan menikah muda, mereka mungkin menyesal tidak menguji keadaan sedikit lebih lama sebelum memutuskan menikah.
"Kamu tidak memiliki banyak hal untuk dilihat kembali ketika masih muda, untuk membandingkan," kata Greene.
Baca juga: Buat Perempuan, Selingkuh Bisa Menyelamatkan Perkawinan
Nah, akibat kurangnya pengetahuan tentang apa saja pilihan yang lain, mudah untuk pasangan muda mulai bertanya-tanya "bagaimana kalau?"
Bagi beberapa pasangan yang menikah muda, mereka mendapati bahwa seiring bertambahnya usia, mereka tumbuh terpisah.
Apa yang dulunya cocok bak surga menjadi contoh ketidakcocokan.
"Banyak yang belum sepenuhnya tumbuh, terbentuk, atau cukup berpengalaman untuk terbiasa dengan apa yang diinginkan sebagai orang dewasa yang sepenuhnya berkembang," kata Dr. Herber.
Bagi beberapa pasangan muda, pernikahan lebih dari yang mereka pertaruhkan.
"Mereka berencana untuk melanjutkan gaya hidup mereka sebelumnya," kata Bilek.
"Namun, mereka lalu menyesal telah membebani diri sendiri dengan tanggung jawab yang sebenarnya tidak mereka siapkan," sambung dia.
Ada kalimat bijak yang menyebut, "kamu tidak tahu apa yang kamu miliki, sampai mengalami kehilangan."