Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2021, 11:38 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Semua orang berubah, termasuk pasangan hidup kita. Itu adalah salah satu fakta kehidupan yang harus kita sadari.

Ketika kita sudah berusia 40 tahun -misalnya, maka dari waktu-ke waktu kita akan menyadari bahwa kita telah berevolusi menjadi orang yang berbeda jika dibandingkan saat berusia 27 tahun.

Akibatnya, banyak hal dalam hidup pun menjadi berbeda. Mulai dari minat, dan prioritas hidup pun mengalami pergeseran.

Baca juga: Perlu Tahu, 5 Nasihat Pernikahan dari Mereka yang Pernah Bercerai

Jadi, tidak mengherankan jika banyak orang yang menikah pada usia sangat muda akan sering melihat ke belakang dengan sedikit penyesalan.

Setidaknya ada 15 penyesalan terbesar yang dialami oleh mereka yang menjadi perkawinan sejak usia yang amat muda. 

1. Ketertarikan "cuma" pada seks

Dalam pernikahan, kita berbagi kehidupan bersama, bukan hanya sekadar usuran "kamar tidur".

"Anak muda sering kali terlalu percaya pada seks," kata Dr. Andrea Herber, psikolog the Inside Compass yang berbasis di Boston, Amerika Serikat.

"Dan, itu adalah sesuatu yang mungkin akan mereka sesali nanti,"  sambung dia.

Keintiman itu penting, tegasnya, tapi itu hanya salah satu dari banyak faktor dalam ikatan pernikahan yang sukses.

2. Takut konflik

Terkadang, pasangan merasa ragu di dalam pernikahan dan lantas menepi hanya karena takut akan terjadi konflik.

"Mereka akan mengatakan 'saya tidak tahu bagaimana mengatakan tidak,' atau 'saya tidak tahu bagaimana mengecewakan orang itu,'" kata Herber.

Baca juga: Saran Psikolog untuk Mempertahankan Pernikahan di Ambang Perceraian

Perasaan semacam ini membuat mereka merasa tertekan dalam mengambil keputusan.

3. Menikah hanya untuk perubahan hidup

Bagi sebagian orang, menikah bisa menjadi tiket satu arah untuk keluar dari sebuah kondisi.

Entah itu pengawasan orangtua, hingga kamar apartemen yang berantakan. Sehingga, menikah bisa menjadi cara untuk melarikan diri.

Tapi hal ini biasanya bukan pertanda baik, ketika alasan menikah tersebut tidak melibatkan pasangan.

4. Menikahi pasangan yang tak "klop"

Saat menikah, penting bagi kedua pasangan untuk berbagi pemahaman tentang bagaimana mereka ingin masa depan nantinya.

Namun, pemahaman semacam ini menjadi kerap menjadi masalah bagi kaum muda.

Anak muda biasanya tidak selalu tahu bagaimana memilih pasangan yang benar-benar mendukung impiannya.

"Karena kamu sendiri masih muda dan belum menyempurnakannya," kata Herber.

5. Hubungan yang tak saling memuaskan

Kurangnya pengetahuan diri, kerap menyebabkan anak muda bisa memasuki hubungan yang tidak cukup memenuhi apa yang mereka butuhkan.

Baca juga: 5 Alasan Pernikahan Bisa Tingkatkan Kesehatan

Pandangan ini diungkapkan Raffi Bilek, konselor pasangan berlisensi dan Direktur Baltimore Therapy Center.

"Mereka tidak cukup jelas pada bagian itu, karena mereka tidak mencarinya dengan tepat sejak awal," sebut dia.

6. Melewatkan masa pergaulan

Seks dengan pasangan yang sudah menikah, kata Bilek, pasti berhenti kadar kesenangannya dalam tempo beberapa tahun kemudian.

Sehingga, ketika pasangan masih berada dalam usia muda dengan kesehatan yang prima, dorongan semacam ini bisa merusak pernikahan.

"Mereka lalu merasakan hal itu, dan mulai berpikir bahwa keputusan menikah terlalu dini tidak tepat," sebut Bilek. 

7. Menjalani hidup terlalu cepat

Pernikahan membawa banyak perubahan. Mulai dari memakai cincin kawin, menggunakan nama belakang baru, hingga hal-hal besar lain yang yang mengantar pada kehidupan baru.

Pada bagian ini tak sedikit pasangan muda yang menyesal telah terjun ke tahap kehidupan ini, sebelum mereka inginkan.

"Sayangnya, tidak ada langkah mundur," kata Bilek.

8. Hilang kebebasan yang spontan

"Saat menjadi dewasa, maka semuanya cuma tentang kamu, kamu, dan kamu. Karier, kehidupan sosial," kata Fran Greene, pelatih hubungan dan penulis buku Dating Again With Courage.

Baca juga: 5 Cara Mudah Buat Hubungan Pernikahan Jadi Lebih Baik

"Ketika suatu malam kamu memberi tahu teman, ayo makan malam. Lalu tiba-tiba teringat, oh iya, aku ada suami di rumah," sebut Greene.

9. Kehilangan teman lajang

"Kamu mungkin tidak pernah berpikir kalau ada pertemanan di dasarkan pada status hubungan mereka," kata Greene.

"Tetapi, sering kali, teman lajang kamu, setelah kamu menikah, merasa seolah-olah tidak memiliki banyak kesamaan dengan kamu."

Kondisi ini bisa sangat sulit terutama bagi pasangan yang menikah muda, karena banyak dari teman mereka mungkin masih lajang.

Tiba-tiba, lingkaran dalam mereka telah menutup secara signifikan, dan mereka mungkin mendapati diri mereka tidak mempunyai banyak pilihan

10. Tak tahu ada apa di luar sana

Menikah seharusnya menjadi hubungan yang paling akhir dari segalanya. Lakukan sekali, dan selesai.

Jadi, ketika pasangan menikah muda, mereka mungkin menyesal tidak menguji keadaan sedikit lebih lama sebelum memutuskan menikah.

"Kamu tidak memiliki banyak hal untuk dilihat kembali ketika masih muda, untuk membandingkan," kata Greene.

Baca juga: Buat Perempuan, Selingkuh Bisa Menyelamatkan Perkawinan

Nah, akibat kurangnya pengetahuan tentang apa saja pilihan yang lain, mudah untuk pasangan muda mulai bertanya-tanya "bagaimana kalau?"

11. Tak membantu, malah menjauh

Bagi beberapa pasangan yang menikah muda, mereka mendapati bahwa seiring bertambahnya usia, mereka tumbuh terpisah.

Apa yang dulunya cocok bak surga menjadi contoh ketidakcocokan.

"Banyak yang belum sepenuhnya tumbuh, terbentuk, atau cukup berpengalaman untuk terbiasa dengan apa yang diinginkan sebagai orang dewasa yang sepenuhnya berkembang," kata Dr. Herber.

12. Tidak mengantisipasi tanggung jawab

Bagi beberapa pasangan muda, pernikahan lebih dari yang mereka pertaruhkan.

"Mereka berencana untuk melanjutkan gaya hidup mereka sebelumnya," kata Bilek.

"Namun, mereka lalu menyesal telah membebani diri sendiri dengan tanggung jawab yang sebenarnya tidak mereka siapkan," sambung dia.

13. Tak tahu nikmatnya melajang

Ada kalimat bijak yang menyebut, "kamu tidak tahu apa yang kamu miliki, sampai mengalami kehilangan."

Menikah pada usia muda untuk menghindari fase berpacaran, mengakibatkan beberapa pasangan akhirnya merasa iri pada teman-teman yang masih lajang.

Bahkan jika kamu tidak mencintai hidupmu sebelum menikah, kamu masih tetap bisa cemburu dengan kehidupan para lajang.

14. Hilang kesempatan mengambil risiko karier

Menikah memiliki konsekuensi untuk hidup secara mapan dan stabil. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini menyebabkan berakhirnya fleksibilitas untuk mengambil risiko dalam karir.

Baca juga: 5 Tanda Anda Butuh Terapi Perkawinan

"Iri dengan fleksibilitas pekerjaan lajang bisa terjadi. Terutama jika mereka yang berusia muda merasa pekerjaannya saat ini tidak memuaskan," kata Greene.

15. Melewatkan pengalaman kencan

Mengejutkan, bukan? Kita mungkin mendengar tentang kehidupan cinta teman dan lanta merasa seperti tidak mendapatkan kesempatan untuk mengalami berbagai kencan.

"Hal ini kemudian memicu perasaan tidak bahagia dan penyesalan," kata psikoterapis Emily Mendez, M.S. Ed.S.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com