KOMPAS.com - Ketika menginjak usia 30 tahun, tidak sedikit orang mengkhawatirkan kondisinya yang masih melajang.
Ditambah lagi, rata-rata teman sebaya di masa sekolah menengah atau universitas sudah mengakhiri status lajang, dan beberapa bahkan memiliki buah hati.
Di usia 30 tahun pula, orang mulai sering mendengar pertanyaan "kapan nikah", yang terlontar dari teman, kerabat, bahkan saudara.
Perlu diketahui, kondisi melajang di usia 30 tahun bukan masalah besar. Karena seperti kata pepatah, jodoh tidak ada yang tahu.
Ada yang bertemu jodohnya sejak duduk di bangku kuliah, dan ada pula yang baru menikah di usia 35 tahun.
Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diketahui Tentang Kehidupan Setelah Menikah
Psikolog Nadya Pramesrani, Psi, mengingatkan orang yang masih melajang di usia 30 tahun untuk tidak khawatir dengan status "lajang" yang dimiliki.
Dia juga berpendapat, pernikahan seharusnya bukanlah sesuatu yang terjadi karena tuntutan dari lingkungan terdekat seperti keluarga.
"Stand up for themselves kepada keluarga atau lingkungan sekitar yang memberikan tuntutan. Menikah seharusnya bukan sebatas waktu atau tuntutan lingkungan," kata Nadya saat dihubungi Kompas.com lewat chat WhatsApp.
Kebanyakan orang di usia 20-an hingga 30-an, lanjut dia, sedang dalam masa-masa menciptakan hubungan romantis yang bermakna.
Karena itu, jika kita belum berniat menikah, maka kita perlu menggali lebih lanjut bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan untuk hubungan yang berarti atau meaningful relationship, menurut Nadya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.