Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2021, 06:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Ketika menunggu seseorang di restoran atau tempat kerja, apa yang biasanya kamu lakukan?

Mungkin, banyak dari kita akan mengaktifkan ponsel dan menggulir sosial media sembari menunggu seseorang yang belum datang ke tempat yang sudah ditentukan.

Faktanya, kamu bisa melakukan aktivitas lain saat menunggu, seperti menggambar sesuatu.

Sebagian orang tidak menyadari jika menggambar adalah terapi seni yang sederhana.

Terapi seni mengacu pada setiap penggunaan seni untuk tujuan terapeutik, termasuk meredakan kecemasan dan stres.

Baca juga: Benarkah Mandi Air Dingin Meredakan Kecemasan?

Secara teori, menggambar, mewarnai, melukis, dan memahat dapat membantu kita menyesuaikan dan mengekspresikan perasaan menyakitkan yang sulit diungkapkan.

Menggambar dan mewarnai bisa menjadi cara yang berguna bagi setiap individu untuk mengelola gejala kecemasan.

Diperkirakan, terapi seni sudah diperkenalkan sejak pertengahan 1900-an.

Terapi ini diperkirakan sudah membantu banyak orang mengatasi berbagai gejala kesehatan mental.

Kelly Lynch, konselor kesehatan mental berlisensi dan terapis seni terdaftar di Seattle, Washington, Amerika menjelaskan manfaat dari terapi seni.

Ia mengatakan, terapi tersebut bisa membantu kita mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang diri kita, baik melalui proses kreatif maupun karya seni yang dihasilkan.

"Proses kreatif mempromosikan perspektif baru yang berada di luar struktur bahasa," kata Lynch.

Seni menggunakan metafora, simbolisme, dan pemikiran dinamis untuk merepresentasikan pengalaman manusia dengan cara yang tidak bisa diterjemahkan ke dalam kata-kata.

"Ini sangat penting bagi orang yang merasa sulit mengungkapkan emosi atau perasaan dirinya."

Terapi seni memiliki sejumlah manfaat, seperti:

1. Membantu mengurangi stres

Kecemasan terus-menerus saat kita beraktivitas dapat membuat kita gelisah, dan memengaruhi jadwal tidur hingga nafsu makan.

Menggambar dengan pensil di atas kertas memberikan kita ruang untuk terhindar dari pikiran yang tidak terkendali dan terlibat dalam aktivitas yang bisa dikendalikan.

Kita memutuskan apa yang akan digambar dan warna apa yang dituangkan ke dalam gambar tersebut.

Baca juga: 9 Cara untuk Bantu Anak Atasi Kecemasan Jelang Ujian

Saat berfokus pada proses kreatif, kita tidak mempunyai celah untuk memikirkan kecemasan kita.

Beberapa studi mendukung manfaat terapi seni untuk menghilangkan stres.

Dalam sebuah penelitian kecil tahun 2007, para peserta menuliskan sepuluh kekhawatiran yang mereka alami.

Peserta kemudian menghabiskan waktu 20 menit menggambar atau melihat-lihat karya seni.

Peserta yang menghabiskan waktu menggambar melaporkan adanya perbaikan lebih besar pada suasana hati negatif daripada peserta yang hanya melihat karya seni.

Kemudian, dalam penelitian di tahun 2016, orang dewasa yang berpartisipasi dalam 45 menit terapi seni dengan memahat tanah liat, menggambar dengan spidol, atau membuat kolase menjadi lebih rileks.

Peserta juga memiliki kadar hormon stres kortisol yang lebih rendah setelah terapi seni.

Penelitian di tahun 2018 juga menunjukkan aktivitas mewarnai yang penuh perhatian membantu meredakan kecemasan saat ujian, sumber stres bagi banyak siswa.

2. Meningkatkan perhatian

Perhatian atau mindfulness mengacu pada kemampuan kita untuk tetap hadir, terlibat, dan selaras dengan pikiran, emosi, dan sensasi di tubuh.

Nah, jika kita hidup dengan kecemasan, kita biasanya ingin menyingkirkan segala pikiran yang membuat kita cemas.

Namun, meluangkan waktu sejenak memikirkan kecemasan dapat memudahkan kita untuk melepaskan pikiran negatif itu.

Halaman:
Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com