Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kak Seto, Ini Gejala Kanker Prostat yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 13/02/2021, 13:27 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Psikolog anak Seto Mulyadi, atau yang akrab disapa Kak Seto, baru saja mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis kanker prostat.

Kak Seto mengaku menghadapinya dengan penuh rasa syukur, ikhlas dan tabah, meskipun diakui ia dan keluarga cukup terkejut dengan keadaan ini.

Belajar dari situasi ini, mari ketahui beberapa fakta tentang kanker prostat dan gejala yang perlu diwaspadai.

Melansir pemberitaan Kompas.com, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP menjelaskan dalam sebuah acara diskusi media di Yayasan Kanker Indonesia, September 2019 lalu bahwa kanker prostat terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan berkembang di luar kendali.

Prostat sendiri merupakan bagian dari sistem reproduksi pria yang berada di bawah kandung kemih.

Pada umumnya, penyakit ini jarang terjadi pada pria di bawah 50 tahun.

Namun, kanker prostat meningkat tajam pada usia 60 tahun dan pada kelompok usia 70 tahun ke atas, terdeteksi pada satu di antara 11 pria.

Beberapa faktor risiko kanker prostat antara lain usia, ras kulit hitam, ada riwayat kanker prostat dalam keluarga, polimorfisme atau variasi struktur genetik, obesitas, pola makan yang berlemak tinggi dan berserat rendah, gaya hidup tidak sehat, merokok, hingga kekurangan vitamin D.

Baca juga: Yang Harus Kita Lakukan Sekarang untuk Mencegah Kanker Prostat Nanti

Gejala
Sayangnya, banyak yang tidak menyadari gejala kanker prostat karena perjalanan penyakit ini memang lambat.

Beberapa gejala kanker prostat yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Buang air kecil lebih sering.
  • Aliran urin melemah atau terganggu.
  • Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
  • Rasa sakit terus menerus pada punggung bawah.
  • Sulit ereksi.
  • Rasa sakit di dua area tubuh, dan lainnya.

Setelah tumor menyebabkan kelenjar prostat membengkak, atau sekali kanker menyebar di luar prostat, maka penderita berpotensi mengalami beberapa gejala lain.

Gejala yang dimaksud termasuk kesulitan buang air kecil berdiri, merasakan sakit atau terbakar ketika buang air kecil, sakit atau terbakar ketika ejakulasi, dan kurang cairan ketika ejakulasi.

Lalu, terdapat darah di kencing atau air mani, tekanan atau rasa sakit pada rektum, penurunan jumlah cairan saat ejakulasi, hingga rasa sakit atau kekakuan pada tulang rusuk dan panggul.

Seseorang yang mengalami pertumbuhan kanker prostat pada awalnya tidak bisa merasakan pertumbuhan tumor terhadap apa pun, sehingga tidak ada rasa sakit yang terjadi.

Hal itu membuat seseorang yang mengalami kanker prostat bisa tidak tahu tentang adanya perkembangan penyakit dalam dirinya pada beberapa tahun awal.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Kanker dan Tumor

Lalu, tidak semua laki-laki yang menderita kanker prostat mengalami sakit di area yang sama dan memiliki tingkat rasa sakit yang sama.

Rasa sakit lebih umum terjadi pada laki-laki dengan kanker yang menjalar hingga ke tulang.

Menurut Cancer Network, sekitar 70-85 persen pasien dengan kanker prostat tingkat lanjut mengatakan metastasis tulang tampak secara klinis.

Lalu, 20-25 persen lainnya memiliki metastasis hati, yakni kanker yang telah menyebar ke hati dari kanker yang dimulai di tempat lain dalam tubuh.

Ketika sudah bermetastasis, kanker prostat bisa menyebar ke kelenjar getah bening, serta tulang dan menyebabkan penderitaan hebat di area pinggul, punggung dan dada.

"Banyak pasien yang datang karena nyeri tulang, tetapi pas diperiksa ternyata dari prostat yang menyebar," ujar Aru.

Baca juga: 5 Makanan untuk Menurunkan Risiko Kanker Prostat

Pentingnya deteksi dini

Kabar baiknya, kanker yang sering kali dialami oleh pria ini sebenarnya bisa diobati dengan deteksi dini.

Di Amerika Serikat, misalnya, sekitar satu dari sembilan pria terdiagnosis mengalami penyakit ini.

Namun, deteksi dini membantu efektivitas pengobatannya dan membuat angka kematian akibat kanker prostat di negara itu hanya satu dari 41 kasus.

Deteksi dini membantu menekan penyebaran sel kanker ke seluruh organ tubuh sehingga pengobatan akan membuahkan hasil yang efektif.

Untungnya, deteksi dini kanker prostat tidak sulit dan tergolong murah.

Lalu, perkembangannya sangat lama, membutuhkan waktu 20 tahun untuk memunculkan gejala dan 3 hingga 15 tahun untuk menjadi kanker laten.

Aru merekomendasikan pemeriksaan colok dubur untuk mendeteksi dini kanker prostat.

Pemeriksaan ini harus dilakukan oleh semua pria yang berusia 55 tahun ke atas, dan mulai dari usia 50 tahun bila memiliki faktor risiko kanker prostat.

Selain colok dubur, kanker prostat juga bisa dideteksi melalui tes PSA.

Namun, tes PSA tidak dianjurkan untuk dilakukan tanpa colok dubur karena tingginya PSA tidak selalu dikarenakan oleh kanker prostat dan interpretasi yang tidak tepat oleh orang yang bukan ahli bisa menimbulkan kepanikan.

Jika diduga mengalami kanker prostat, dokter bisa menyarankan diagnosis lebih lanjut melalui ultrasonografi, biopsi prostat dan tes PCA3 yang merupakan penanda genetik lain terkait kanker prostat.

Baca juga: Beragam Gejala Kanker Prostat dan Pentingnya Pemeriksaan Dini

Pencegahan
Ada faktor-faktor risiko tertentu untuk kanker prostat, seperti usia, yang tidak dapat kita kendalikan.

Namun, ada beberapa upaya bisa dilakukan untuk mencegah kanker prostat, antara lain:
1. Hindari merokok
Penelitian menunjukkan bahwa merokok bisa meningkatkan risiko kanker prostat. Itu sebabnya, kita disarankan untuk menghindari merokok.

2. Diet
Jenis makanan tertentu bisa membantu mengurangi risiko kanker prostat, seperti tomat, ikan, kedelai, hingga minyak yang mengandung asam lemak omega-3.

Selain itu, ada beberapa jenis makanan tertentu yang harus dihindari karena dapat meningkatkan risiko kanker prostat.

Beberapa di antaranya adalah susu dan produk susu, lemak jenuh dalam produk hewani, daging merah, hingga daging panggang.

3. Olahraga
Olahraga juga membantu menjaga berat badan. Penelitian menunjukan obesitas bisa meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis, termasuk kanker prostat.

Untuk menjaga kesehatan, sebaiknya kita berolahraga selama minimal 30 menit setiap hari.

Baca juga: Senyawa pada Kopi Mampu Menghambat Kanker Prostat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com