Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Cyclist's Palsy, Cedera Jari Tangan yang Dialami Pesepeda

Kompas.com - 17/02/2021, 19:03 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Bersepeda menjadi salah satu hobi yang naik daun di masa pandemi Covid-19.

Jika kamu juga menekuni hobi ini, coba perhatikan apakah posisimu ketika bersepeda sudah tepat?

Posisi tubuh saat bersepeda sangat penting untuk diperhatikan jika ingin terhindar dari cedera.

Salah satu kondisi yang mungkin dialami para pesepeda akibat salah posisi adalah cyclist's palsy.

Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Hand & Microsurgery, dr Oryza Satria, SpOT(K) menjelaskan, ini adalah ketidaknyamanan pada jari manis dan kelingking, yang biasanya disebabkan karena ulnar nerve tertekan akibat terlalu lama berpegangan pada handle bar atau stang sepeda.

Ulnar nerve sendiri adalah saraf yang mempersarafi kelingking dan jari manis dan melewati pergelangan tangan melalui Guyon canal,

"Kondisi ini disebut juga dengan Guyon canal syndrome, kalau terjadi pada pesepeda disebut cyclist's palsy," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Wajib Tahu, Cara Atasi Cedera dan Kram Saat Bersepeda

Beberapa penyebab cyclist's palsy antara lain:

  • Tekanan terlalu besar atau terlalu lama pada tangan, mengakibatkan tekanan pada saraf ulnaris atau terhambatnya aliran darah ke saraf tersebut.
  • Posisi pergelangan tangan yang ekstensi atau ketika pergelangan tangan mengarah ke atas dan keluar ke arah jam 12, bukan ke dalam yang seperti menggenggam, sehingga mengakibatkan regangan pada saraf.
  • Kurangnya kekuatan otot inti (core muscle) dan kelelahan, yang mengakibatkan beban sebagian besar bertumpu pada tangan.
  • Penggunaan sarung tangan atau bantalan yang tipis atau sudah aus.
  • Tekanan ban sepeda yang terlalu tinggi, penggunaan ban yang kecil dan tipis, yang menyebabkan timbulnya getaran berlebih pada tangan.
  • Posisi duduk yang terlalu tinggi atau stang yang terlalu rendah, sehingga beban tubuh banyak ditopang oleh tangan.

Oryza mengatakan, biasanya cyclist's palsy muncul ketika seseorang bersepeda dalam waktu lama.

Apalagi jika pesepeda melalui medan yang menuruni bukit, sehingga sebagian besar bobot tubuh akan ditopang oleh tangan dan menyebabkan beban yang lebih besar pada jari-jari tangan.

"Apabila gejala cyclist’s palsy berlanjut dan tidak ditangani, maka selain menyebabkan gejala, juga dapat menjadi kondisi yang permanen dan carpal tunnel syndrome (CTS)," kata Oryza.

Perawatan untuk cedera persarafan dapat memakan waktu lama, bisa berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.

Jika tidak ditangani segera, cedera atau abnormalitas dapat menjadi permanen.

Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter agar penanganan yang dilakukan dapat dilakukan sedini mungkin.

Baca juga: Cegah Sindrom Carpal Tunnel Saat Bekerja dari Rumah

Gejala
Tidak semua rasa ketidaknyamanan pada jari tangan dikategorikan cyclist's palsy. Jadi, penting untuk mengetahui gejalanya.

Meski kerap disamakan dengan CTS, keduanya sebetulnya berbeda.

Jika gejala CTS terjadi pada ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis, gejala cyclist's palsy hanya terjadi pada jari manis dan kelingking.

Beberapa gejala yang mungkin terasa antara lain:

  • Kebas.
  • Kesemutan.
  • Nyeri.
  • Kram.
  • Kelemahan pada jari manis dan kelingking.
  • Spesifik terjadi saat atau setelah bersepeda.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kekuatan genggaman menjadi lemah.

Namun, gejala dapat berbeda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahannya.

Menurut dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah Bintaro Jaya itu, gangguan sensorik seperti kesemutan dan mati rasa pada jari manis dan kelingkung akan terasa, tetapi mudah hilang pada satu atau dua hari setelah bersepeda.

Beberapa gejala motorik yang dapat tampak, seperti jari kelingking dan jari manis yang sulit diluruskan (claw hand), massa otot di antara ibu jari dan telunjuk terlihat kempes, kesulitan melebarkan dan menutup jari, serta timbul cedera berat hingga adanya abnormalitas.

Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui agar Bersepeda Aman dari Cedera

Pencegahan
Cyclist's palsy dapat dicegah dan kamu tak perlu berhenti atau mengurangi frekuensi bersepedamu.

Agar terhindari dari risiko kondisi ini, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Gunakan bantalan yang baik pada stang. Kamu juga dapat menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dari tekanan yang besar saat bersepeda. Semakin tebal sarung tangan, maka akan semakin baik melindungi tanganmu.

2. Sesuaikan posisi stang dengan tangan dalam posisi yang senyaman mungkin.

3. Posisi pergelangan tangan sebaiknya lurus, tidak hiperekstensi.

4. Apabila bersepeda jarak jauh atau durasi yang lama, cobalah berganti-ganti posisi tangan pada stang.

5. Pastikan memilih ukuran sepatu yang tepat dan menyesuaikan posisi sadel dan stang demi mendapatkan posisi duduk yang baik.

"Olahraga bersepeda memang menyenangkan. Supaya bersepeda semakin memberi manfaat untuk kesehatan tubuh dan demi meminimalisir dampak "cedera" yang terjadi, ikutilah panduan bersepeda dengan benar."

"Tubuh menjadi lebih sehat dan Anda pun akan bersepeda lebih nyaman," ujar Oryza.

 

Baca juga: 4 Langkah Memulihkan Kondisi Tubuh Usai Bersepeda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com