Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2021, 07:09 WIB

KOMPAS.com - Berhenti merokok layaknya sebuah "misi" yang sulit diselesaikan oleh perokok berat. Bahkan beberapa menganggap jika hal itu mustahil dilakukan.

Tapi, kisah wanita asal Dublin, Irlandia baru-baru ini barangkali bisa menginspirasi kita yang masih merokok, untuk segera berhenti.

Perempuan bernama lengkap Lydia McNulty ini sukses berhenti merokok setelah 33 tahun, dan lantas mengungkap tantangan yang dia hadapi.

Baca juga: 3 Tips Ampuh untuk Berhenti Merokok, Silakan Dicoba...

Sebelumnya, McNulty biasa merokok hingga 50 batang sehari, dan kira-kira menghabiskan 11.000 Euro atau setara Rp 186 juta per tahun untuk kebiasaannya itu.

Kini wanita berusia 49 tahun tersebut sudah meninggalkan kebiasaan merokok selama hampir satu tahun.

Ia tentu mengaku sangat bangga dengan apa yang telah dia capai.

"Saya tidak berpikir saya akan merokok lagi, karena saya sudah bertahan selama ini," ucap McNulty kepada RSVP Live.

"Saya pernah goyah, suatu hari di tempat kerja setelah saya menyerah, saya berkata 'ah, saya tidak dapat bertahan lagi' dan mendapatkan rokok dari seseorang."

"Saya menghisap sekitar enam kali sebelum saya menyadari apa yang saya lakukan, merasa jijik dan lalu saya membuangnya."

"Saya langsung pergi untuk menggosok gigi, saya benci bau rokok," sambung dia.

"Saya ingin tahu apa yang rokok lakukan pada saya sebelumnya. Kini rokok benar-benar kehilangan daya tariknya."

Keputusan berhenti merokok

Ibu satu anak ini membuat keputusan untuk berhenti merokok tepat sebelum ulang tahun putranya pada tahun lalu.

Baca juga: 6 Cara Membersihkan Paru-paru Setelah Berhenti Merokok

"Anak laki-laki saya selalu meminta saya berhenti merokok selama Prapaskah setiap tahun, dia hanya mengatakan, momen tersebut saat yang tepat untuk mencoba."

"Ketika saya pulang ke rumah, dia bisa langsung mencium baunya," cetus McNulty.

"Saya berkata 'saya tidak bisa melakukannya, saya terlalu stres' dan dia berkata 'bu, kamu stres karena rokok.' Hal semacam itu membuat saya berpikir."

Ayah McNulty juga berjanji akan berhenti merokok jika McNulty berhasil menyetop kebiasaan rokok selama sebulan.

Namun sayangnya, sebulan setelah McNulty berhenti, ayahnya meninggal dunia.

"Saya bahkan tidak mengambil sebatang rokok ketika ayah saya meninggal, dan ini tepat di awal pandemi, semuanya sangat sulit, saya tidak percaya," tutur dia.

Bagi McNulty yang mulai merokok sejak berusia 17 tahun, ia termotivasi untuk berhenti karena memikirkan uang yang dihabiskannya membeli rokok setiap tahun.

"Saya menghabiskan uang sebanyak itu selama setahun, hanya untuk rokok,"kata dia.

"Suami saya juga merokok, tapi tidak sebanyak saya. Dia berhenti di saat yang sama dengan saya, dan kini kami mungkin menghemat sekitar 18.000 Euro setahun (Rp 300an juta)."

Baca juga: Lihatlah yang Terjadi pada Tubuh Setelah Kita Berhenti Merokok

"Itu adalah jumlah uang yang terlalu banyak untuk dibelanjakan hanya untuk rokok menghisap sesuatu. Kami bisa saja membeli rumah dengan uang itu," tambah McNulty.

Berat badan naik

Namun, dampak yang kini dirasakannya akibat berhenti merokok adalah berat badannya meningkat.

"Berat badan saya bertambah karena daripada merokok saya makan, atau menikmati secangkir teh dan biskuit," kata dia.

"Saya tidak pernah makan makanan penutup, saya biasanya merokok setelah makan malam. Sekarang, saya punya makanan penutup."

"Rencana saya tahun ini adalah menurunkan berat badan ini," ucap dia lagi.

McNulty lantas berpesan bagi para perokok yang ingin segera berhenti.

"Berat badan kalian mungkin akan bertambah, tapi jangan khawatir tentang itu. Kalian dapat menurunkan berat badan saat sudah dalam kondisi baik dan siap."

"Jika muncul dorongan untuk merokok, coba jalan-jalan atau lakukan sesuatu untuk menenangkan pikiran."

Baca juga: Susah Berhenti Merokok? Mulailah Lindungi Kesehatan dengan Tips Ini

"Ide bagus untuk bergabung dengan seseorang, sehingga kalian dapat saling termotivasi, seperti yang saya dan suami saya lakukan," ungkap dia.

"Saya melihat inhaler nikotin adalah sesuatu yang brilian, saya masih menggunakannya di waktu tertentu. Inhaler itu kosong, hanya memberi perasaan seperti menghisap sesuatu."

"Pelega tenggorokan pun bagus, bisa langsung bekerja. Saya sarankan, ambillah satu pelega tenggorokan pada saat dorongan sudah terlalu berat."

Dia juga memuji layanan HSE Quit atas bantuan yang diberikan kepada McNulty.

HSE Quit adalah layanan yang membantu seseorang untuk berhenti merokok di tempat dia tinggal.

"Mereka memeriksa kita untuk melihat bagaimana perkembangannya, lalu bertanya apakah kita masih berhenti merokok dan memberi nasihat."

"Dukungan yang saya dapat dari mereka luar biasa," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber RSVP Live
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com