Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Serangan Jantung Bisa Diketahui dari Kebiasaan Tidur

Kompas.com - 18/02/2021, 07:22 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan tindakan cepat guna mengurangi risiko fatal.

Umumnya, serangan jantung dikaitkan dengan gaya hidup seseorang yang tidak sehat.

Namun ada faktor lain yang harus diperhatikan, seperti kebiasaan mendengkur saat tidur dan gangguan tidur atau biasa disebut sleep apnea.

Seperti yang diketahui, tidur adalah aktivitas yang penting bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan jantung.

Orang yang kurang tidur berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner, tanpa memandang usia, berat badan, kebiasaan merokok atau olahraga, menurut ahli.

Para peneliti memahami, waktu tidur yang terlalu sedikit menyebabkan gangguan pada kondisi bawaan dan proses biologis seseorang, seperti metabolisme glukosa, tekanan darah, dan peradangan.

Menurut Sleep Foundation, pasien yang mengalami sleep apnea atau gangguan tidur yang membuat mereka terbangun di malam hari seringkali membahayakan kesehatan jantung mereka.

Baca juga: Olahraga Ringan Pun Bisa Kurangi Risiko Sleep Apnea, Benarkah?

Sementara itu, peneliti di Henry Ford Hospital di Detroit, Amerika mengungkap fakta mengenai seseorang yang biasa mendengkur saat tidur.

Mereka menyebut, orang yang tidur mendengkur menandakan jika ia berisiko lebih besar mengalami penebalan atau kelainan pada arteri karotis dibandingkan orang yang kelebihan berat badan, merokok, atau memiliki kolesterol.

Arteri karotis adalah sepasang pembuluh darah yang terletak di bagian dalam leher yang mengantarkan darah ke bagian otak dan kepala.

Jika terdapat kelainan pada arteri karotis, maka dua pembuluh darah besar yang memasok darah ke otak akan mengalami penebalan.

Di dunia medis, kondisi itu disebut prekursor aterosklerosis, pengerasan arteri yang menjadi penyebab utama serangan jantung.

Studi tersebut menemukan perubahan pada arteri karotis dengan mendengkur, yang kemungkinan disebabkan oleh trauma. Sementara peradangan timbul akibat getaran yang dihasilkan dari mendengkur.

Baca juga: Berapa Lama Kita Tidur Ternyata Berefek pada Kesehatan Jantung

Obstructive sleep apnea (OSA) atau gangguan tidur yang terjadi karena perubahan saluran napas di tenggorokan selama tidur akan menyebabkan dengkuran keras dan jeda pernapasan secara berkala.

Gangguan tidur ini sudah lama dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular, bersama sejumlah penyakit serius lainnya.

Napas yang terengah-engah, hingga kesulitan bernapas saat tidur merupakan salah satu tanda kondisi sleep apnea.

Kesulitan bernapas saat tidur akan menambah tekanan pada jantung, dan meningkatkan risiko serangan jantung.

Memang, mendengkur adalah hal yang lumrah terjadi ketika kita tertidur. Namun dengkuran yang keras dan terdengar seperti terengah-engah atau tersedak bisa menjadi tanda sleep apnea.

Baca juga: Sering Ngorok dan Mengantuk Saat Siang? Waspadai Sleep Apnea

Meredakan dengkuran

Menurut National Health Services (NHS) Inggris, orang yang kelebihan berat badan bisa meredakan dengkuran dengan cara menurunkan berat badan mereka.

Menurunkan berat badan juga membawa manfaat langsung bagi kesehatan jantung, karena kelebihan berat badan memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Jika jantung bekerja lebih keras, pada akhirnya kondisi itu dapat meningkatkan tekanan darah.

NHS juga merekomendasikan tips untuk meredakan dengkuran.

Rekomendasi itu antara lain mencoba tidur dalam posisi miring.

Cara untuk tidur miring bermacam-macam, mulai dari menempelkan bola tenis ke bagian belakang pakaian tidur, menggunakan bantal khusus, atau tempat tidur khusus yang dapat membantu kita tidur dengan posisi miring.

Bisa juga meminta pasangan untuk menggunakan penutup telinga jika dengkuran kita saat tidur mengganggu pasangan.

Selain itu, kita harus menghindari kebiasaan gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan minum terlalu banyak alkohol untuk meredakan dengkuran, menurut NHS.

Merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular.

Baca juga: 7 Langkah Lenyapkan Kebiasaan Mendengkur

Mengubah pola makan

Pilihlah makanan rendah lemak jenuh, lemak trans, dan natrium.

Sebagai bagian dari diet sehat, tambahkan menu buah dan sayuran, biji-bijian kaya serat, ikan yang berminyak, kacang-kacangan, polong-polongan dan biji-bijian.

Cobalah mengonsumsi semua makanan itu tanpa daging, dan mengonsumsi produk susu rendah lemak dan unggas.

Jika kita merasa khawatir dengan dengkuran yang keras saat tidur, lakukan konsultasi dengan dokter untuk mencari tahu penyebab, risiko, dan pengobatan terbaik bagi kita.

Baca juga: Mendengkur Bisa Jadi Tanda Adanya Penyakit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com