Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2021, 18:56 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika mulut terasa asam disertai rasa terbakar di dada, bisa jadi kita mengalami gejala penyakit Gerd (gastroesophageal reflux disease).

Gerd atau penyakit asam lambung disebabkan oleh melemahnya katup antara kerongkongan dan lambung.

Baca juga: 9 Cara Tanpa Obat untuk Mengatasi Gerd, Sudah Tahu?

Dalam kondisi normal, katup akan terbuka untuk memungkinkan makanan dan minuman dicerna di lambung. Begitu makanan dan minuman masuk, katup akan kembali tertutup untuk mencegah isi lambung naik ke kerongkongan.

Namun, pada penderita Gerd, katup ini melemah dan tidak bisa menutup dengan baik, sehingga isi lambung kembali ke atas.

Baca juga: Agar Tak Kambuh, Jam Berapa Pengidap Gerd Harus Makan Malam?

Dr Rabbinu Rangga Pribadi, SpPD menjelaskan, Gerd terjadi karena asam lambung yang naik ke kerongkongan, sehingga menimbulkan rasa panas di dada.

"Rasa panas atau terbakar di dada ini biasa kita kenal dengan heartburn," tutur Rabbinu dalam webinar "Kupas Tuntas Penyakit Asam Lambung" pada Kamis (18/2/2021).

Selain rasa terbakar di dada, gejala Gerd yang juga khas, kata Rabbinu, berupa regurgitasi atau kondisi timbulnya rasa makanan yang naik kembali ke mulut.

Baca juga: Penyakit Gerd Bisa Berkembang Jadi Kanker Esofagus, Apa Itu?

Gejala lain dari Gerd mencakup batuk, suara serak, nyeri saat menelan makanan, erosi pada gigi (lapisan email gigi terkikis), rasa pahit di lidah, nyeri dada, dan rasa terganjal di kerongkongan.

Faktor risiko Gerd

Ada sejumlah faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih tinggi kemungkinannya untuk menderita penyakit Gerd. Berikut poin yang disampaikan Rabbinu:

- Kelebihan berat badan

- Kebiasaan merokok

- Kecemasan atau mudah panik

Baca juga: 4 Cara Pintar Minum Kopi untuk Penderita Gerd, tanpa Takut Mulas

Ilustrasi diare.SHUTTERSTOCK/KITTISAK JIRASITTICHAI Ilustrasi diare.

- Mengonsumsi makanan atau minuman yang memicu kenaikan asam lambung

- Makan dalam jumlah besar

- Berbaring setelah makan

- Mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Baca juga: Catat, Ini Menu Sarapan yang Harus Dihindari Penderita Gerd

"Stres juga merupakan faktor yang memperburuk gejala Gerd," tambah Staf Medis Divisi Gastroenterologi di Departemen Ilmu Penyakit Dalam di RSCM-FKUI ini.

"Jika terjadi dalam waktu lama dan tidak diobati dengan benar, Gerd bisa menjadi kanker kerongkongan, walau kasusnya hanya kurang dari satu persen di Indonesia."

Pemeriksaan penyakit ini meliputi endoksopi atau teropong usus, terutama mereka yang memiliki gejala sering muntah, muntah darah, BAB berwarna hitam, sulit menelan, atau adanya penurunan berat badan.

Perubahan gaya hidup 

Perubahan gaya hidup bisa membantu mengatasi penyakit Gerd, antara lain:

- Menjaga berat badan ideal

- Olahraga teratur

Baca juga: Waspadai Gejala Kanker Lambung Sejak Dini, Apa Tanda-tandanya?

- Berhenti merokok dan minuman beralkohol

- Mengurangi makanan berlemak tinggi atau makanan yang digoreng.

- Tidur dengan meninggikan kepala sekitar 20 cm

- Tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah besar

Menurut Rabbinu, pada intinya pasien Gerd bisa sembuh asal mau menjalani pengobatan dan mengubah gaya hidup lebih sehat.

"Namun kita perlu berkonsultasi ke dokter/ Karena pengobatan satu pasien Gerd dengan pasien Gerd lainnya tidak selalu sama. Hasilnya bisa berbeda untuk pemberian obat, serta dosis pemakaian obat," terangnya.

Baca juga: Sama-sama Penyakit Lambung, Ini Beda Gerd dan Maag

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com