KOMPAS.com – Media sosial menjadi andalan bagi pengusaha kuliner berskala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mempromosikan produknya dengan bujet yang rendah.
Walau tampilan foto makanan penting, tetapi yang sering dilupakan pelaku usaha adalah menyertakan unsur cerita dalam promosinya.
Cullinary Storyteller, Ade Putri, mengatakan, agar promosi usaha kuliner sukses di media sosial, kita juga harus belajar bertutur, bukan hanya sekadar berjualan dengan mengatakan produk kita paling lezat.
“Konten hard selling hanya akan menarik jika dibarengi dengan diskon besar. Sedangkan story telling yang disampaikan dengan baik akan membuat orang menyimak dan mendengarkan,” kata Ade dalam acara media gathering diadakan secara virtual oleh merek home appliance Beko, Jumat (19/2).
Baca juga: Mengintip Strategi Pengusaha Kuliner Raih Cuan Selama Pandemi
Ade menjelaskan, sebuah cerita bukan hanya tentang pemilihan kata-kata, tetapi juga bagaimana agar orang mau mendengarkan kita.
Dia memberi contoh pemilihan materi cerita bagi pelaku usaha yang berjualan makanan “resep nenek” yang selama ini disimpan di keluarga saja.
“Ceritakan bagaimana nenek hanya mengeluarkan menu special itu ketika ada acara terentu. Atau ceritakan bagaimana proses masaknya, bisa juga cerita tentang pendapat nenek setelah resepnya go public,” ujar wanita yang juga seorang konsultan F&B ini.
Sebelum memilih sebuah cerita yang akan disampaikan, Ade mengingatkan pentingnya mengenali produk dan menggali kisahnya.
“Cerita lebih dalam supaya orang tertarik dan ingat. Bisa jadi setelah membeli dan suka, mereka akan menceritakan kisah itu orang lain yang merupakan calon pelanggan kita,” katanya.
Baca juga: Mengintip Tren Bisnis Makanan serta Barang dan Jasa yang Akan Menggeliat di 2021
Meningkatkan skill usaha
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.