Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2021, 23:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Gangguan pencernaan gastroesophageal reflux disease atau Gerd terjadi ketika asam dari lambung naik ke kerongkongan.

Gejala-gejala Gerd antara lain heartburn, kesulitan menelan, dan timbul rasa terbakar di tenggorokan.

Siapa pun mungkin sesekali pernah mengalami heartburn. Tetapi jika kita sering mengalaminya, maka hal itu dapat didiagnosis sebagai Gerd.

Baca juga: Harus Tahu, Aturan Porsi dan Waktu Makan untuk Penderita Gerd

Mendiagnosis adalah hal penting karena Gerd dapat diobati dengan modifikasi perubahan gaya hidup, mengonsumsi obat bebas, atau pun obat resep.

Jika tidak diobati, Gerd dapat menyebabkan komplikasi seperti batuk kronis, esofagitis erosif, dan bahkan sedikit meningkatkan risiko kanker esofagus.

Penyebabnya

Penyebab struktural gejala sakit maag dan Gerd terletak di tempat kerongkongan bertemu dengan perut.

Kerongkongan adalah saluran berotot yang menghubungkan mulut ke perut.

Sfingter esofagus bagian bawah (LES) adalah cincin otot yang menutup perut dari esofagus saat kita tidak makan.

Baca juga: 9 Cara Tanpa Obat untuk Mengatasi Gerd, Sudah Tahu?


Saat makan, otot ini mengendur, yang memungkinkan makanan lewat dengan lancar dari kerongkongan ke perut.

LES kemudian menutup kembali sehingga makanan di perut tidak kembali ke kerongkongan.

Apabila LES tidak berfungsi dengan baik, Gerd dapat berkembang saat asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan.

Asam lambung dapat mengiritasi lapisan esofagus dan menyebabkan sensasi terbakar di dada yang dikenal sebagai heartburn.

Penyebab khas Gerd termasuk peningkatan tekanan perut (akibat obesitas atau kehamilan), obat-obatan tertentu, merokok, dan hernia hiatus.

Baca juga: Penyakit Gerd Bisa Berkembang Jadi Kanker Esofagus, Apa Itu?

Heartburn dapat dipicu oleh makan berlebihan, makan terlalu dekat dengan waktu tidur, minum alkohol, atau mengonsumsi makanan berminyak dan pedas.

Hubungan kecemasan dan Gerd

Kecemasan memang tidak terdaftar sebagai penyebab Gerd.

Namun, penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013 menunjukkan, kejadian kecemasan pada wanita dengan Gerd lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum.

Selain itu, orang dengan Gerd dan masalah kecemasan mungkin memiliki gejala yang lebih sering dan lebih parah, sehingga menyebabkan penurunan kualitas hidup.

Beberapa ahli percaya, bahwa zat kimia otak cholecystokinin (CCK) yang telah dikaitkan dengan gangguan panik dan gangguan pencernaan, mungkin berperan dalam prevalensi Gerd pada orang dengan gangguan kecemasan.

Baca juga: Agar Tak Kambuh, Jam Berapa Pengidap Gerd Harus Makan Malam?

Ada teori yang mengatakan, kecemasan dapat memperlambat pencernaan, meningkatkan asam lambung, atau mengakibatkan peningkatan ketegangan otot yang dapat memberi tekanan pada perut.

Faktor penyebab lain adalah ketika orang-orang merasa cemas, mereka cenderung melakukan perilaku yang dapat memicu atau memperburuk refluks asam seperti merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi makanan berlemak.

Ini bisa menjadi perilaku menenangkan yang kemudian menyebabkan rasa sakit dan heartburn yang tidak nyaman.

Baca juga: 4 Cara Pintar Minum Kopi untuk Penderita Gerd, Tanpa Takut Mulas

Kebalikannya, mungkin juga benar karena gejala Gerd seperti nyeri dada dan kesulitan menelan dapat mengkhawatirkan dan meningkatkan kecemasan atau memicu serangan panik.

Oleh sebab itu, jika kita curiga memiliki kecemasan, Gerd, atau keduanya, pastikan segera menemui ahli kesehatan untuk diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com