Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bicara dengan Atasan soal Kelelahan dan Beban Kerja

Kompas.com - 22/02/2021, 10:23 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Forbes

KOMPAS.com - Bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan kelelahan adalah sindrom yang "sah" terkait stres kronis di tempat kerja.

Dan sekarang, sebagai dampak pandemi, ada begitu banyak penyebab stres baru.

Sebuah survei baru-baru ini menemukan, 41 persen pekerja merasa kelelahan karena faktor faktor unik.

Baca juga: 10 Tanda Atasan yang Toksik dan Cara Menghadapinya

Antara lain, persoalan bekerja jarak jauh, jam kerja yang lebih lama, tuntutan keluarga yang dirasa kurang pas, keamanan kerja yang terancam, dan ketakutan akan lingkungan kerja yang tidak aman.

Hal-hal tersebut memicu munculnya rasa sedih dan cemas yang kronis, kurangnya motivasi, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.

Lebih dari itu, bagian terburuknya — 37 persen responden mengaku tidak melakukan apa pun untuk mengatasi perasaan ini.

Meskipun harus menjadi tanggung jawab pemberi kerja untuk memainkan peran penting dalam memerangi kelelahan karyawan, tapi sebagai karyawan, jangan menunggu atasan untuk bertindak.

Nah, berikut ini ada beberapa saran yang akan membantu kita mengatasi kelelahan terkait interaksi dengan atasan, dengan cara yang menguntungkan kedua belah pihak. 

Baca juga: Kerja dari Rumah? Ini 5 Cara Bikin Atasan Terkesan

Jangan berpikir atasan sudah menyadarinya

Sekarang, karena kebanyakan orang bekerja dari jarak jauh, hal itu dapat menghalangi kemampuan atasan untuk memahami bahwa kita mengalami kelelahan.

Jadi, mulailah berpikir untuk mengomunikasikannya.

Secara khusus Rhiannon Staples, CMO dari Hibob, platform manajemen sumber daya manusia, memberikan pandangan terkait isu ini. 

"Manajer mungkin tidak mengetahui berapa banyak (beban dan pekerjaan) yang ada di 'piring' kita," kata dia. 

Dengan demikian, ada baiknya untuk berkomunikasi sehingga atasan dapat memetakannya dengan baik.

Harapannya kemudian, beban tersebut akan diatasi dengan sejumlah langkah, seperti mengalihkan beberapa tugas, mengalokasikan kembali penugasan, atau membantu kita dalam urusan strategi manajemen.

Dengan demikian, kita dapat mengelola beban kerja Anda dengan lebih efektif.

"Jika kamu tidak angkat bicara, mereka tidak akan bisa membantu," cetus Staples.

Dia menegaskan, bukan hal yang terlarang untuk menunjukkan kerentanan kepada atasan. "Jangan malu," kata dia.

Lagi pula, kata Staples, pemimpin yang kuat memahami bahwa kesejahteraan adalah prioritas dan berdampak pada hasil kerja.

Baca juga: 5 Cara Bijaksana Mengungkapkan Beda Pendapat dengan Atasan

"Jadi, pimpinan tentu ingin bekerja sama dengan anak buahnya untuk membantu mengatasi tantangan yang dihadapi," sebut Staples.

Kamu bukan satu-satunya

Ingat, banyak manajer yang juga mengalami kelelahan. Dalam kebanyakan kasus, mereka akan berempati dengan situasi kita, dan memberikan saran agar kita kembali ke jalur yang benar.

Melakukan percakapan terbuka juga merupakan kesempatan untuk menetapkan norma baru dengan atasan.

Misalnya, terkait sikap transparan tentang keadaan pikiran atau mengatakan tidak ketika kita tidak memiliki waktu luang.

Jika membuka diri kepada atasan tampak terlalu menakutkan, mulailah dengan orang lain.

Buat koneksi virtual tetap dengan teman, kolega dekat, atau bahkan pelatih atau terapis.

Dari sana kita bisa berlatih untuk mengomunikasikan kekhawatiran dengan cara yang tidak terdengar seperti mengeluh atau menyalahkan.

Dan, di saat kita benar-benar melakukan pembahasan, jadwalkan saat kita sudah merasa tenang, bukan ketika letih.

Perjelas bahwa maksud pembicaraan ini adalah untuk meminta dukungan dan ingin membantu menemukan penyelesaian.

Bersiaplah dengan solusi

Staples juga menyarankan kita untuk mempersiapkan solusi ketika akan berbicara dengan atasan.

Baca juga: 2 Tipe Atasan dari Neraka yang Dimiliki Semua Orang

“Saat mendekati waktu percakapan, datanglah ke meja virtual dengan gagasan yang jelas tentang apa yang kita butuhkan, dan bagaimana manajer dapat mendukungnya," kata Staples.

“Kita yang mengenal diri kita lebih baik daripada siapa pun, jadi apakah itu tentang kesehatan mental, peralihan tugas, atau dukungan pada sebuah proyek, kita tidak hanya datang dengan masalah, tapi juga solusi."

Pikirkan tentang apa yang ingin diubah. Apakah kita memerlukan sumber daya tambahan atau lebih banyak waktu untuk fokus pada proyek tingkat tinggi?

Apakah kita bertujuan untuk mengomunikasikan hambatan atau menyelaraskan dengan harapan? Jadi, mulailah dengan tujuan tertentu untuk pertemuan ini.

Ingatlah untuk memfokuskan percakapan tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga pada tim.

Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan bagaimana kelelahan memengaruhi produktivitas pribadi, dan bahkan pekerjaan secara keseluruhan.

Mengilustrasikan seberapa besar dampak yang bisa kita berikan akan membuat atasan lebih berinvestasi dalam membantu membuat rencana pemulihan kelelahan.

Kuasai kesehatan diri sendiri

Pada akhirnya, terserah bagaimana kita mengambil penguasaan atas kesehatan dan kesejahteraan kita.

Tentukan batasan, dan luangkan waktu untuk aktivitas yang membuat kita tetap seimbang.

Beristirahatlah secara teratur di siang hari untuk berjalan-jalan di luar, menyelesaikan olahraga singkat, atau berbicara dengan teman atau anggota keluarga.

Baca juga: 3 Alasan untuk Jawab “Tidak” pada Atasan

Sebab, saat bekerja dari rumah, mudah untuk tetap terpaku di depan meja sepanjang hari.

Bagi sebagian orang, pandemi menyebabkan kelelahan. Tetapi bagi yang lain, itu cuma mengungkapkan kelelahan yang sebenarnya sudah ada.

Jika kita bisa, luangkan waktu untuk mendapatkan perspektif. Sebab, mungkin kita merasa siap untuk mempertimbangkan pekerjaan atau perubahan karier.

Bagaimana pun, jangan biarkan gejala ini tidak diobati.

Melalui transparansi dan introspeksi, kita dapat mengubah kelelahan menjadi kesempatan untuk menetapkan batasan yang masuk akal.

Hal ini bakal menjadi modal besar yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com